Jakarta, Gesuri.id - Juru Bicara (Jubir) milenial Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Garda Maharsi mengungkapkan, hadirnya Hologram yang menampilkan sosok Jokowi dan Ma'ruf secara dimensi merupakan medium kampanye untuk menyapa rakyat.
Baca: Jokowi-Amin yang Pertama Kali Gunakan Hologram di Kampanye
"Dengan hologram ini, maka TKN bisa menyapa langsung rakyat. Paslon Jokowi-Ma'ruf mungkin tidak datang langsung berkampanye, namun tetap bisa dirasakan kehadirannya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Gesuri, Selasa (26/3) malam.
Garda yang juga Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil Lampung II nomor urut 8 itu menjelaskan, Hologram tersebut merupakan suatu terobosan genuine dari TKN yang menunjukkan kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya generasi muda betapa penguasaan teknologi adalah hal vital bagi kemajuan Indonesia ke depan.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf adalah representasi dari generasi yang tech savvy, generasi yang terbuka dengan percepatan teknologi modern. Hologram semakin menguatkan, bahwa menyongsong Indonesia Maju didepan tidak bisa tidak dengan menguasai teknologi terbaru, dan mengaplikasikannya dalam laku hidup sehari-hari," paparnya.
Politisi muda PDI Perjuangan itu menilai, generasi millenial yang tech savvy, tentu akan melihat produk Hologram tersebut sebagai bagian dari Kampanye kreatif dan berwarna kegembiraan.
"Sebagai generasi muda yang sangat erat dengan teknologi terkini, saya rasa Hologram adalah terobosan yang menjawab pertanyaan anak muda tentang sejauh mana komitmen calon pemimpin terhadap tantangan perubahan zaman," pungkasnya.
Baca: Kiai Ma'ruf Akan Luncurkan Gambar Hologram Paslon 01
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Hologram tersebut 100% merupakan karya anak bangsa. Diharapkan hal tersebut menambah keyakinan bagi para generasi muda untuk mendukung paslon 01.
"Saat BPN 02 berkampanye dengan gaya retorik lawas, TKN 01 sudah meloncat kedepan lewat kampanye hologram. Inilah perbedaan kampanye dari 01 dan 02. Kampanye 02 yg old fashioned, retorik cenderung omong kosong, dan sangat miskin simbol anak muda, tentu akan ditinggal oleh pemilih muda," tandasnya.