Jakarta, Gesuri.id - Harapan PDI Perjuangan atas bergabungnya mantan Wakil Bupati Halmahera Selatan periode 2015-2020 Iswan Hasyim untuk mendulang suara signifikan di Pileg 14 Februari 2024, ternyata hanya isapan jempol.
Bagaimana tidak, berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara tingkat kabupaten yang dilakukan KPU, PDI Perjuangan tercatat hanya meraih dua kursi DPRD di daerah berjuluk 'Bumi Saruma' tersebut.
Partai politik (Parpol) berlambang kepala banteng itu sebelumnya menarget 5 kursi DPRD Halmahera Selatan pada Pileg 2024.
Oleh sebab itu, Iswan Hasyim yang menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan DPC PDI Perjuangan Halmahera Selatan saat perubahan pengurus 2022 lalu, diharapkan bisa menjadi mesin elektoral.
Namun, harapan itu justru tak sejalan. Perolehan kursi PDI Perjuangan di Pileg 2024, tidak berbeda dengan Pileg tahun 2019 lalu.
Parpol pimpinan Megawati Soekarno Putri itu hanya meraih dua kursi, yaitu di daerah pemilihan (Dapil) III yang meliputi wilayah Gane-Joronga dan Dapil IV meliputi wilayah Pulau Obi.
Beralasan dinamika pemilihan legislatif atau Pileg dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) sangat berbeda.
Di mana untuk Pileg sendiri, banyak orang yang merupakan keterwakilan setiap golongan, maju bertarung di kontestasi lima tahunan tersebut.
Dia juga menyebut salah satu faktor membuat PDI Perjuangan tak mampu meraih suara maksimal, karena tidak mengedapankan uang dalam konsolidasi politik.
"Saya punya gaya main tidak begitu (menggunakan uang). Tapi kalau dari awal kita main kaya begitu, itu sabar dulu (suara PDI Perjuangan akan lebih banyak)," ujar Iswan, Minggu (24/3/2024).
"Kita tidak ingin bermain di arena itu (politik uang). Padahal berubah, keinginan masyarakat berbeda," sambungnya.
Meski begitu, Iswan mengaku DPC PDI Perjuangan Halmahera Selatan memiliki anggaran konsolidasi cukup besar, tetapi hanya digunakan untuk kebutuhan kampanye.
Dia pun menegskan bahwa dalam Pileg 2024, dirinya lebih menghormati suara masyarakat sehingga menajuhkan proses politik dengan uang.
"Pola main yang saya mainkan (dalam Pileg) itu bukan berarti zero money, bahkan lebih dari bay name bay addres. Tapi masyarakatnya sudah berbeda. Saya mungkin berfikir politik seperti 10 tahun lalu (yang tanpa uang). Ternyata sudah beda," pungkasnya.