Jakarta, Gesuri.id - Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja), I Ketut Guna Artha alias Igat mendorong masyarakat harus aktif mengontrol jalannya proses demokrasi dengan aturan yang berpijak pada Undang-undang dan penyelenggaraan yang imparsial (tidak memihak).
Igat menyatakan salah satu produk reformasi 1998 adalah demokrasi. Demokrasi yang dimaksud adalah adanya prinsip untuk kebaikan bersama dan partisipasi aktif warga negara. “Sehingga demokrasi substantif melalui Pemilu diharapkan melahirkan kualitas anggota parlemen, kepala daerah, presiden dan wakil presiden yang berintegritas (jujur, beretika,red) serta mumpuni,” ujar Igat, Rabu (6/12).
Igat pun, mengingatkan pentingnya edukasi politik harus disuarakan secara terus menerus sebagai gerakan civil society baik oleh praktisi hukum, aktivis pro demokrasi, akademisi, budayawan dan mahasiswa sebagai pengingat kewajiban menjaga Undang-undang dan konstitusi.
Igat menyontohkan, putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Walau putusan itu bersifat final dan mengikat, tapi karena vonis pelanggaran berat etik yang dijatuhkan kepada Ketua MK, logika hukumnya adalah produk putusan tersebut “cacat hukum”.
“Sehingga jika rakyat ingin kembali tegaknya konstitusi, maka tindakan yang paling mudah dilakukan oleh rakyat adalah dengan tidak memilih pasangan yang cacat hukum,” terang Igat.
Selain itu, kata salah satu Jubir Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud (TPN GM) ini, masyarakat juga bisa melihat kualitas pemimpin ketika bicara.
“Kualitas kepemimpinan bukan saja dari integritas dan rekam jejak kinerja, namun panggung debat capres cawapres akan menjadi media rakyat terutama bagi pemilih yang belum menentukan sikap, pemilih yang bisa berubah pilihan (swing voters) dan pemilih pemula membandingkan kualitas capres cawapres sebelum menjatuhkan pilihannya," papar Igat.
Oleh karena itu, pentingnya politik kreatifitas dalam membranding capres cawapres Ganjar-Mahfud sesuai segmen pemilih yang disasar. Artinya, lanjut Igat, selain kapabilitas capres cawapres Ganjar-Mahfud yang kaya gagasan, metode kampanye melalui kreatifitas seni, budaya, olahraga dan lainnya yang menyentuh akar rumput tak boleh dikesampingkan.
“Kemudian seluruh relawan Ganjar-Mahfud juga kami harapkan optimalisasi ruang udara berbagai media, termasuk media sosial dengan waktu masa kampanye yang singkat. Tetap melakukan kampanye door to door, mengetuk pintu dari rumah ke rumah seperti pesan capres kita Mas Ganjar,” imbuh Igat.
Igat mengimbau para relawan Ganjar-Mahfud, tidak boleh terjebak lagi dengan narasi yang dibangun pihak kompetitor. Terlebih sejumlah lembaga survei telah merangkap menjadi timses. “Kemudian, pihak kompetitor diuntungkan oleh posisi Pak Jokowi yang masih menjabat presiden. Itu adalah fakta,” tegas Sekjen DPN Peradah Indonesia Periode 2009-2012 ini.