Solo, Gesuri.id - Susana menjelang Pemilu 17 April 2019 mulai memanas. Untuk itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk tidak mengumbar emosi dan bisa mempertanggung jawabkan ucapannya.
Ganjar menambahkan, perbaikan bangsa bisa dicapai ketika perbaikan sektor terkecil, yakni warganya berhasil. Sementara, Pemilu yang menjadi proses politik lima tahunan bisa dikatakan sukses melahirkan pemimpin jika seluruh warganya bisa mempertanggung jawabkan pilihannya.
Baca: Ganjar: Sampaikan Informasi secara Lebih Luwes
"Demokrasi pestanya sedang kita laksanakan. Mari belajar bertanggung jawab. Karena kita yang menentukan bangsa ini, bukan calon yang menentukan. Maka calonlah yang kita daulat untuk membawa gerbong Indonesia semakin jaya," kata Ganjar dalam dialog Suluh Kebangsaan ke VI di Stasiun Balapan Solo, Rabu (20/2).
Ganjar pun juga meminta masyarakat tidak memperkeruh suasana dengan menciptakan kabar bohong ataupun menyebarkannya.
"Jangan nge-hoaks bicarakan loyalitas lima tahunan ini, mari kita tata dengan hati pikiran dan perkataan yang baik. Toh kita akan bersalaman lagi, bersilaturahmi lagi sebagai anak bangsa. Kalau ada hatters, hoaks, fitnah kita bisa bilang 'heh sana tabayyun tanya dulu, klarifikasi. Yang tidak sesuai diobrolkan. Jangan emosi, jangan ngamuk, jangan bakar-bakaran. Ndeso itu ora mutu," katanya.
Baca: Ganjar Hargai Kepala Daerah yang Tak Malu Akui Warga Miskin
Selain Ganjar, dialog kebangsaan yang diinisiasi oleh Mahfud MD tersebut juga dihadiri tokoh lintas agama di antaranya Romo Kardinal Julius Darmaatmadja, Alissa Wahid, Muhammad Tafsir, KH. Dian Nafi’ dan Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo. Ini merupakan acara ke enam dari sembilan rangkaian dialog kebangsaan dari Merak hingga Banyuwangi selama lima hari. Di hadapan para tokoh tersebut, Ganjar menitip pesan agar tak lelah menebar suluh kebaikan.