Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden petahana sekaligus Presiden RI, Joko Widodo menepis isu adanya kekacauan pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dia juga meminta para pengusaha tidak khawatir dengan adanya isu miring tersebut. Dia bahkan menegaskan jika kondisi Indonesia saat ini sangat kondusif.
Baca: Ke Grand Indonesia, 01 Disambut Teriakan: "Jokowi Presiden"
"Kekacauan apa? Ndak ada (kekacauan), wong kita semua santai kayak begini kok," ungkapnya ditengah-tengah kunjungannya di Mall Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (20/4).
Jokowi sekali lagi mengimbau pada masyarakat untuk menyudahi ketegangan maupun keretakan yang diakibatkan selama Pemilu berlangsung. Dia lantas mengajak masyarakat untuk kembali beraktifitas seperti biasa dan bekerja keras membangun bangsa.
"Kita semua kembali kepada kehidupan sehari-hari kita, kembali bekerja keras, kembali membangun negara ini. Sudah, perbedaan pilihan biasa dalam pesta demokrasi, tapi kehendak rakyat sudah ditentukan 17 April yang lalu. Kita nunggu penghitungan resmi dari KPU," kata Jokowi.
Terakhir, saat disinggung terkait deklarasi kemenangan yang dilakukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, capres petaha ini tak mau berkomentar banyak.
"Semuanya sabar, sekali lagi semuanya sabar menunggu penghitungan dari KPU. Menunggu penghitungan resmi dari KPU ya," pungkasnya.
Untuk diketahui, saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru memulai proses rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kecamatan dan masih melakukan pemutakhiran penghitungan suara Pilpres 2019 melalui Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU.
Baca: Media Australia Cap Prabowo Pecundang, Klaim Menang Pilpres
Hingga Sabtu (20/4) siang tadi, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih lebih unggul dibandingkan dengan rivalnya yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dari data yang masuk melalui situs resmi KPU, hingga pukul 14:16 WIB, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul sebanyak 54,88 persen. Sedangan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno sementara ini mendapatakan suara sebanyak 45,12 persen.
Adapun data yang baru masuk mencapai 37.818 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total 813.350 TPS. Atau sekitar 4,64 persen.