Jakarta, Gesuri.id - Hasil dari berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud MD menurun drastis.
Penurunan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 3 itu diduga disebabkan oleh berbagai hal.
Termasuk, narasi-narasi kritik kepada pemerintah yang selama ini dibangun oleh Ganjar Pranowo.
Lantas, benarkah narasi saat berkampanye menyebabkan turunnya elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud?
Di salah satu pertemuan, mantan Gubernur Jawa Tengah itu pernah memberikan penilaian 5 terhadap aspek penegakan hukum. Hal itu kemudian didefinisikan sebagai 'menyerang pemerintah'.
Namun, Ganjar mengaku tidak takut elektabilitasnya menurun hanya karena narasi yang diberikan.
Ia mengatakan, jika memang putih maka harus dikatakan putih. Dan jika hitam, maka harus dikatakan hitam.
Ganjar mengaku tidak akan membalik-balikkan sesuatu hanya karena mengambil elektoral.
Menanggapi isu tersebut, Jubir Muda Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yogen Sogen, angkat suara.
Yogen mengatakan, ia masih merujuk pada survei Charta Politika.
"Survei itu memotret kebatinan masyarakat, kami masih bersumber pada survei Charta Politika per tanggal 26-31 Oktober," kata Yogen di acara Apa Kabar Indonesia Malam, dilansir MalangNetwork.com dari YouTube tvOneNews, 2 Desember 2023.
Pada survei tersebut, Yogen mengatakan Ganjar-Mahfud mendapat suara 36,8 persen, Prabowo-Gibran 34 persen, sementara Anis-Muhaimin di kisaran 24 persen.
Ia juga menyebut dinamika survei masih sangat cair, di mana hasil survei masih bisa berubah-ubah.
Oleh karena itu, Yogen mengaku tidak ada ketakutan terkait naik turunnya survei karena pihaknya melakukan pendekatan kepada masyarakat.
"Kami tidak berbicara kemenangan di survei, tapi terus bergerak menyentuh apa yang menjadi keinginan masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, pihak Ganjar-Mahfud akan terus melakukan pendekatan, dengan menyatukan suara masyarakat dari barat hingga timur Tanah Air.
Yogen menegaskan, narasi-narasi yang dibangun oleh Ganjar tidak berpengaruh terhadap elektabilitas survei.
