Jakarta, Gesuri.id - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim menyatakan pasangan calon tersebut fokus pembangunan ekonomi biru di Indonesia.
"Ekonomi biru bakal jadi salah satu misi yang ingin diwujudkan pasangan Ganjar-Mahfud jika terpilih," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/11).
Dia menjelaskan hal itu telah tertuang dalam okumen visi-misi pasangan itu. Setidaknya ada delapan program unggulan Ganjar–Mahfud yang disiapkan untuk mewujudkan misi tersebut.
Pertama, mengakselerasi 11 potensi maritim, semisal mendorong potensi perikanan tangkap, mendongkrak produksi perikanan budidaya, membangun industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, menangkap potensi pertambangan dan energi di laut, dan memperkuat potensi sumber daya alam nonkonvesional.
Kedua, penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zonasi. Ketiga, tata kelola laut yang inklusif dan berkelanjutan. Keempat, program maritim unggul (MU) yang utamanya mendorong peningkatan konektivitas maritim. Kelima, membangun industri galangan kapal. Keenam, mendorong industri perikanan dan hasil laut. Ketujuh, mengatasi pencemaran laut. Terakhir, meningkatkan potensi wisata maritim.
Hakim mengatakan Ganjar-Mahfud menjadikan ekonomi biru sebagai salah program andalan berkaca pada luasnya wilayah lautan Indonesia. Namun, potensi ekonomi dari laut itu minim sumbangsihnya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Kami memilih fokus yang prioritas pada ekonomi biru, karena melihat fakta bahwa sebagai negara yang 77 persen wilayahnya adalah lautan, belum mampu mengkapitalisasinya sebagai ujung tombak PDB. Angka 7,6 persen PDB dari sektor maritim. Sangat kecil dibandingkan potensi yang ada," jelas Hakim.
Selain itu, wilayah pesisir dan laut Indonesia mengandung potensi ekonomi yang luar biasa besar, baik sumber daya alam (SDA) terbarukan, SDA tak terbarukan, dan jasa-jasa lingkungan.
Hakim mencontohkan dalam mengoptimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud bakal memulainya dengan menggali potensi-potensi yang paling mudah dijangkau dan dikapitalisasi, seperti memasifkan budidaya rumput laut di berbagai daerah.
"Rumput laut yang hanya butuh tak sampai jarak puluhan meter dari pantai untuk melakukan budi daya. Artinya, investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan sangat mungkin direalisasikan segera dan serentak di banyak wilayah," ucap Hakim.