Ikuti Kami

Ketika Andika Perkasa Memberikan Atensi Terhadap Kaum Disabilitas

Caranya dengan memberikan insentif dan relaksasi kepada pihak swasta seperti pengusaha maupun perusahaan.

Ketika Andika Perkasa Memberikan Atensi Terhadap Kaum Disabilitas
Cagub Andika Perkasa.

Jakarta, Gesuri.id - Pada debat ketiga terakhir kemarin, Cagub Andika Perkasa memberikan pandangan yang menarik tentang kaum disabilitas. Andika menyebut ada 118 ribu penyandang disabilitas di Jawa Tengah. Untuk menjamin persamaan hak dalam mengakses pendidikan, Andika meminta agar baik swasta dan negeri harus sama sama memikirkan nasib kaum disabilitas. 

Caranya dengan memberikan insentif dan relaksasi kepada pihak swasta seperti pengusaha maupun perusahaan. Dari situ maka pihak swasta akan terdorong untuk mendirikan sekolah dan memberikan lapangan kerja bagi disabilitas.  

"Kita memberikan insentif kepada pengusaha dan perusahaan. Dengan insentif, dengan relaksasi mereka akan terdorong untuk membantu kaum disabilitas. Sehingga kebutuhan siswa dan disabilitas yang diserap ke swasta meningkat. Insentif ke perusahaan memang perlu dilakukan," ungkapnya. 

Andika Perkasa menambahkan, pihak swasta juga punya misi sosial. Sehingga relaksasi dapat mendorong perusahaan mendirikan sekolah disabilitas. Juga menyerap tenaga kerja disabilitas. "Dengan begitu kaum disabilitas  juga didorong produktif dan tidak terlalu mengandalkan pada orang lain," tegasnya.  

Gagasan Andika itu kemudian mendapatkan tanggapan dari Ahmad Luthfi dengan menyampaikan gagasan mereka. Ia menyebut akan membangun SLB yang banyak dan menambah guru pendidikan khusus untuk disabilitas.  

"Prinsip disabilitas dan kita adalah sama. Jadi, tidak ada lagi kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi disabilitas. Kita harus dampingi kalau ada masalah. Masing kecamatan kita berikan perlindungan disabilitas. Kita latih ketrampilan. Kita dampingi permodalan. Sehingga di rumah-rumah disabilitas mereka mendapat  bekerja. BUMD harus menyerap disabilitas. Disabilitas harus tanpa antri di kesehatan dan di tempat umum lainnya. Dan Rumah Gubernur adalah rumah disabilitas," tegasnya. 

Dia pun berkeinginan untuk melakukan pendirian sekolah luar biasa (SLB) yang perlu diperbanyak dan bekerja sama dengan para pengusaha di Jateng. "Jadi apabila pendirian sekolah-sekolah luar biasa ini hanya ditumpukan kepada Pemerintah provinsi atau swasta saja, mungkin tidak akan cukup karena masih banyak yang memerlukan dukungan-dukungan dan pendidikan, walaupun mereka penyandang disabilitas," kata Andika 

Andika juga mengusulkan untuk memberikan insentif kepada pengusaha atau perusahaan yang peduli terhadap kaum disabilitas di Jawa Tengah. Terlebih bagi perusahaan yang mau membantu membangun SLB di Jateng. 

Andika menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi ini serta tantangan besar yang dihadapi Jawa Tengah. "Sehingga kebutuhan dari siswa-siswa ini dan jumlah penyandang disabilitas yang diserap ke sekolah-sekolah luar biasa ini semakin banyak," ujar Andika. 

"Jadi kita berharap dengan bertambah banyaknya usaha-usaha yang kita berikan insentif, sehingga mereka juga punya keinginan untuk melakukan misi-misi sosial antara lain mendirikan sekolah luar biasa, maka mereka akan membantu untuk mempercepat penyerapan maupun memperkerjakan," lanjutnya.

Dia menyebut SLB memang diperlukan. Tapi, Jateng juga perlu pengusaha yang mau menyerap penyandang disabilitas sebagai tenaga kerja di perusahaannya. "Idealnya memang setiap penyandang disabilitas ini punya kesempatan untuk sekolah, tapi paling tidak mereka juga harus didorong agar lebih produktif dan tidak serta merta bergantung kepada apakah orang tua, atau saudara saudaranya yang selama ini menjadi tulisan dan harapan mereka," pungkasnya.

Quote