Ikuti Kami

Ketua Bappilu PDI Perjuangan Sulteng Sebut Tak Ada Istilah Saling Jegal dalam Politik

Beberapa tokoh politik di daerah, terus melakukan berbagai cara dan upaya agar bisa mendapatkan dukungan partai demi bisa lolos maju.

Ketua Bappilu PDI Perjuangan Sulteng Sebut Tak Ada Istilah Saling Jegal dalam Politik
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sulteng, Lasnardi Lahi.

Jakarta, Gesuri.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang, menjadi momen bagi para tokoh politik, utamanya mereka yang berniat untuk maju dalam pilkada untuk membangun komunikasi yang baik dengan tokoh politik baik di daerah maupun di tingkat nasional.

Beberapa tokoh politik di daerah, terus melakukan berbagai cara dan upaya agar bisa mendapatkan dukungan partai demi bisa lolos maju sebagai calon kepala daerah.

Pada Pilkada 2024 ini, muncul sebuah istilah yang terdengar janggal dalam dunia politik yakni ‘MENJEGAL LAWAN’ dengan cara memborong semua partai politik.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sulteng, Lasnardi Lahi menanggapi munculnya istilah ‘MENJEGAL LAWAN” itu.

Menurutnya, dalam dunia politik tidak ada istilah ‘MENJEGAL LAWAN” itu. Yang ada adalah menjalin silaturahmi, membangun komunikasi dan melakukan lobi – lobi politik agar bisa mendapatkan dukungan.

“Jadi aneh juga saya dengar istilah "Menjegal” itu, karena dalam dunia politik itu yang harus dilakukan setiap tokoh politik adalah komunikasi dan lobi-lobi politik. Jika ada tokoh yang bisa mendapatkan partai lebih banyak, itu berarti komunikasi dan lobi politiknya hebat,” ujarnya, Rabu (22/5/2024).

Lasnardi mengatakan, setiap partai politik memiliki kemerdekaan masing-masing dalam menentukan siapa tokoh yang akan didukung dalam pilkada, sehingga tidak tepat kalau ada istilah ada tokoh yang berusaha menjegal lawannya dalam pilkada.

“Jika benar ada tokoh yang bisa menjegal lawannya, berarti tokoh itu sangat luar biasa karena bisa mengintervensi semua kemerdekaan partai politik agar memberikan dukungan kepadnya. Ini bukan perkara soal uang, tapi kemerdekaan yang dimiliki setiap partai dalam menentukan pilihannya,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini.

Politisi PDI Perjuangan asal Parigi Moutong ini menegaskan, jika ada tokoh politik yang mampu mendapatkan dukungan partai yang banyak, itu berarti dia memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik, serta kemampuan lobi-lobi yang luar biasa.

“Jadi, kuncinya adalah komunikasi politik dan lobi-lobi. Siapa yang bisa melakukan itu, maka wajarlah jika mendapatkan banyak dukungan partai karena kemampuan lobi-lobinya yang hebat,” tandasnya.

Sumber

Quote