Bandung, Gesuri.id - Pertunjukan wayang golek jadi cara Relawan KawanJuang Ganjar Pranowo (GP) untuk kampanyekan Ganjar-Mahfud di Majalengka.
Pertunjukan wayang golek Giriharja 2 Putu Khanha Ade Kosasih Sunandar ini digelar di Lapangan Desa Cikondang, Sabtu (10/2/2024).
Dalam lakon wayang golek tersebut, ada tokoh Ganjar-Mahfud berbincang dengan punakawan, Astrajingga alias cepot. Mereka berdiskusi tentang program Ganjar-Mahfud yakni KTP sakti, satu keluarga miskin satu sarjana dan satu desa satu faskes nakes.
Semula Cepot merasa bingung dan berkeluh kesah tentang kondisi masyarakat kebanyakan karena isi dompetnya tampak tebal tapi isinya hanya berupa deretan kartu saja. Ganjar pun memberikan solusi lewat salah satu program unggulannya KTP Sakti.
"Aduh dompet saku itu tebal tapi bukan tebal sama uang tapi sama kartu, ada kartu pendidikan, kartu kesehatan dan lain sebagainya, ketika hilang ngurusnya sulit," kata Cepot dalam dialog pertunjukan wayang yang digawangi Ki Dalang Khanha.
KTP saksi itu memuat fasilitas kesehatan, bukan hanya identitas kependudukan, tapi juga bisa digunakan sebagai kartu Indonesia pintar, subsidi keluarga miskin dan lainnya.
Gelaran pertunjukan wayang golek ini berjudul "Dawala Gugat", kisah tentang punakawan Dawala yang tiba-tiba sakti mandraguna menggugat para dewa di Sawarga Maniloka tempat bersemayamnya Raja Bhatara Guru.
Bhatara Guru diceritakan tidak amanah dan menggunakan kekuasaannya secara sewenang-wenang dan digugat oleh Dawala yang notabene merupakan rakyat biasa. Bhatara Guru akhirnya mengakui kesalahannya dan memperbaiki kekurangannya setelah mengetahui sosok asli Dawala yang ternyata dirasuki Sanghyang Tunggal.
Di luar pertunjukkan, Ki Dalang Khanha mengatakan pertunjukan wayang di Desa Cikondang merupakan penutup dari rangkaian kegiatan kampanye yang digagas oleh Relawan KawanJuang GP untuk memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud di kontestasi Pilpres 2024.
Sebelumnya, Khanha sudah memainkan lakon wayang golek di lima lokasi di Jawa Barat mulai dari Garut, Tasik, Sukabumi, Cianjur, hingga Bogor.
"Mungkin untuk muatan wayang menang walaupun kampanye politik, wayang tetap ada seperti permintaan dari tim relawan juga bahwasanya budaya yang aslinya jangan hilang. Terus yang paling penting untuk mengaitkan antara cerita wayang dan juga muatan politiknya muncul tokoh bisa disebut tokoh karakter, Pak Ganjar dan Pak Mahfud," katanya.
Pertunjukan lakon wayang golek yang dibawakan Ki Dalang Khanha terdiri dari empat babak, di mana setiap babak berkesinambungan antara satu dan lainnya. Kecuali, pada babak kedua, yang sengaja disisipkan lakon tentang muatan kampanye Ganjar-Mahfud.
"Untuk tokoh Pak Ganjar dan Pak Mahfud ini gak masuk ke dalam tokoh galur, gak masuk ke dalam cerita misalkan dialog dengan Arjuna atau Bima, tetapi ada tokoh punakawan, Cepot Dawala, Gareng Semar, yang memang notabene menggambarkan tokoh masyarakat.
Ki Dalang Khanha mengatakan secara pribadi memantapkan pilihannya ke paslon Ganjar-Mahfud, karena merupakan Capres-Cawapres yang paling peduli terhadap kesenian tradisional, khususnya wayang.
"Bisa dibilang di antara tiga Paslon yang mencintai budaya itu memang nomor 3, khususnya di dunia seni pewayangan," kata dalang berusia 20 tahun tersebut.
Koordinator Relawan KawanJuang GP, Benny Kurniadi mengatakan alasan memilih pagelaran wayang golek dalam agenda kampanye KawanJuang GP untuk memenangkan Ganjar-Mahfud karena seni pertunjukan tradisional tersebut cukup dekat dengan masyarakat pedesaaan.
"Harapannya masyakarat warga sekitar mereka tahu dengan program-programnya Pak Ganjar, karena selama ini di Jabar boleh di bilang rendah pemahaman tentang program beliau karena udah dikuasai oleh Paslon lain," ucap Benny.