Padang, Gesuri.id - Menko Polhukam yang juga Cawapres Nomor urut 3, Mahfud MD, mengungkapkan banyak orang hukum, mulai dari jaksa hingga hakim masuk penjara karena menipu orang. Penipuan yang dilakukan itu adalah memperjualbelikan pasal-pasal (hukum) sesuai dengan keahliannya.
"Kerap sekali kesarjanaan itu digunakan alat untuk menipu. Banyak profesor, doktor, pengacara, hakim dan jaksa masuk penjara. Karena apa? karena dia menggunakan pasal-pasal dengan keahliannya untuk menipu orang. Jadi pasal-pasal hukum itu bisa diperjualbelikan," kata Mahfud saat hadir pada wisuda Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (17/12/2023).
"Pasal-pasal hukum itu bisa diperjualbelikan. Berapa? Berapa saja anda mau," tambah Mahfud.
Ia mengingatkan, kebenaran bukan ditentukan dengan bunyi pasal-pasal, melainkan bisikan hati nurani yang berlandaskan pada moral.
"Kebenaran itu bukan ditentukan dengan bunyi pasal-pasal. Tapi sebenarnya bisikan hati nurani yang berlandaskan pada moral. Itulah sebabnya undang-undang dasar kita pembukaannya alenia empat menyebutkan salah satu tujuan membentuk negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan, mencerdaskan kehidupan bangsa," sebut Mahfud.
"Bukan mencerdaskan otak manusia, bukan mencerdaskan otak warga negara, tapi mencerdaskan kehidupan. Mencerdaskan kehidupan itu artinya, mencerdaskan otak dan memuliakan watak sehingga timbul sikap-sikap intelegensia, sikap-sikap kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuhnya.
Karena itu, ia berpesan kepada para sarjana yang baru menyelesaikan Pendidikan agar menjaga intelektual. Karena seorang sarjana belum tentu intelektual.
"Dulu Bung Hatta, tokoh dari sini (Sumbar) yang terkenal pernah berbicara tanggung jawab kaum intelegensia. Dimana di situ sarjana belum tentu intelegensia. Belum tentu intelektual. Karena apa? Sarjana hanya keahlian formal," ungkapnya.
Mahfud juga berpesan kepada mahasiswa yang diwisuda setelah lulus akan masuk sebuah laboratorium kehidupan sesungguhnya dari masyarakat. Ia meminta untuk berhati-hati di dalam laboratorium masyarakat.
"Karena kalau anda gagal, akan gagal selamanya. Kalau di laboratorium di kampus, maka saudara ya bisa diulang-ulang. Kalau di masyarakat, begitu salah saudara, apalagi salahnya fatal itu sulit diperbaiki. Makanya harus hati-hati saudara melangkah," katanya lagi.