Jakarta, Gesuri.id - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menilai rancana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jawa Tengah hanyalah taktik politik akibat tidak adanya kesolidan koalisi dari kubu 02.
"Itu semua pengalihan isu, atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang," ungkap Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (10/12).
Baca: TKD Tidak Masalah Markas Prabowo-Sandi Pindah ke Jateng
Menurut Hasto, Jawa Tengah yang terkenal akan keguyuban masyarakatnya tidak akan mudah digoyahkan dengan berbagai isu yang memecah belah, seperti yang selama ini kerap ditunjukkan oleh kubu Prabowo.
"Masuk ke Jawa Tengah yang dikenal guyub dengan berbagai issue yang memecah dipastikan akan kontraproduktif," ujar Hasto.
Hasto menambahkan, rencana pemindahan markas BPN ke Jateng justru makin menguatkan semangat perjuangan baik dari PDI Perjuangan sendiri, maupun seluruh partai politik pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Kiai Ma'ruf Amin.
"Rencana Sandi tersebut justru menjadi blunder. Sebab seluruh elemen pendukung Jokowi-KH Maruf Amin justru semakin solid bersatu dan meningkatkan target pilpres dari 75% menjadi 80%," tutur Hasto.
Bagi PDI Perjuangan, kata Hasto, Jawa Tengah tidak serta merta menjadi kandang banteng tanpa membangun loyalitas di tengah masyarakatnya.
"PDI Perjuangan konsisten melakukan langkah perbaikan dan konsolidasi organisasi, melalui kaderisasi politik, pengembangan sekolah Partai, rekrutmen tokoh-tokoh pemuda mahasiswa di komunitas juang dan menegakkan disiplin dengan sanksi pemecatan bagi prlaku tindak pidana korupsi," ujar Hasto.
Baca: Junjung Tinggi Nilai Toleransi Jelang Pemilu 2019
Melalui proses berkesinambungan, memenangkan hati rakyat, melalui pikiran yang positif dan kerja nyata untuk rakyat itulah yang selama ini dilakukan oleh Jokowi hingga Jateng menjadi basis suara yang sangat kuat.
"Pada saat bersamaan Pak Jokowi sebagai Presiden, mampu menunjukkan kepemimpinan untuk semua, dan menggelorakan martabat kebudayaan bangsa. Prestasi nyata dan kepemimpinan Pak Jokowi yang membangun peradaban Indonesia Raya inilah yang diapresiasi sehingga dukungan masyarakat Jawa Tengah semakin solid justru ketika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu. Bayangkan, kurang apa masifnya Obor Rakyat diproduksi oleh Tim Prabowo 2014 yang lalu, dan hal tersebut justru mengobarkan militansi Banteng Ketaton," tegas Hasto.