Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengungkapkan rahasia merosotnya perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada Pemilu 1997. Hal itu disampaikan ketika berpidato dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan yang ke-46, Kamis (10/1), di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta.
Baca: Rakornas PDI Perjuangan Dihadiri Sejumlah Menteri
Mega mengatakan, beberapa hari sebelum pencoblosan Pemilu 1997, aparat pemerintah mendatangi dirinya. Menurut Megawati, dirinya tidak diperbolehkan dipilih dalam Pemilu 1997. Itu artinya, lanjut Megawati, ia tidak boleh menjadi peserta pemilu.
"Tapi, saya tetap diperbolehkan untuk memilih dalam Pemilu 1997," ujarnya.
Megawati pun menyampaikan hal itu pada warga PDI melalui surat terbuka. Dalam surat tersebut, Mega mengatakan pada seluruh warga PDI jika dirinya tidak bisa menjadi peserta pemilu, namun tetap diberikan hak pilih.
Namun, Megawati mengharapkan warga PDI menggunakan hak pilihnya untuk memilih PDI.
"Saya pikir warga PDI akan menurut, tapi kenyataannya, perolehan suara PDI sangat merosot," ujar Megawati.
Uniknya lagi, lanjut Mega, melihat hal itu warga PDI justru tidak bersedih. Mereka justru bersorak melihat kenyataan tersebut.
"Dua tahun kemudian, PDI mengikuti Pemilu 1999 dan berhasil menjadi pemenang, setelah sebelumnya mengubah nama menjadi PDI Perjuangan," kata Mega, yang disambut sorak sorai hadirin.
Baca: HUT PDI Perjuangan, Tantangan Besar Membumikan Pancasila
PDI memang berada dalam posisi buncit dalam perolehan suara Pemilu 1997. Suara pemilih PDI pada Pemilu 1997 hanya 3.463.225 atau 3,06 persen suara pemilih.
Megawati menceritakan hal itu tidak terlepas dari konflik internal PDI setahun sebelumnya yang berujung pada tragedi 27 Juli 1996. Tragedi itu, Ia melanjutkan, terjadi akibat intervensi pemerintah Orde Baru yang berupaya mendongkel Megawati selaku Ketua Umum PDI melalui Kongres Medan pada 22 Juni 1996. Kongres tersebut memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI untuk periode 1996-1998.