Jakarta, Gesuri.id - Plt Ketua PDI Perjuangan Tapanuli Tengah yang juga ketua tim pemenangan calon Bupati Tapteng, Sarma Hutajulu, Masinton Pasaribu dan Mahmud Efendi menyambut bahagia kemenangan calon mereka.
Ia menceritakan, sejak pendaftaran hingga proses pemilihan berlangsung banyak persoalan yang terjadi.
Masinton-Mahmud mendaftar sebagai calon Bupati usai Mahkamah Konstitusi merubah persyaratan minimal pendaftaran calon kepala daerah.
PDI Perjuangan yang awalnya memberikan dukungan kepada pasangan Kiyedi dan Darwin kemudian menarik dukungan
Bersama Partai Buruh, PDI Perjuangan mendaftarkan Masinton-Mahmud sebagai pasangan calon Bupati Tapteng pada hari terakhir pendaftaran calon kepala daerah ke Komisi Pemilihan Umum.
"Sejak awal sudah banyak kendala yang kami hadapi. Pendaftaran ditolak KPU, kemudian kita gugatan ke Bawaslu sehingga akhirnya pendaftaran diterima," kata Sarma, Kamis (12/12/2024), dikutip medan.tribunnews.com.
Gejolak pun diakui Sarma terjadi dalam internal PDI Perjuangan. Partai kemudian mengambil sikap tegas dengan memberhentikan sejumlah anggota DPRD Tapteng lantaran berbelok ke pasangan lain.
Selain itu, ada juga pelaporan terhadap Masinton hingga menjelang hari pemilihan 27 November 2024 cerita Sarma, juga terjadi sedikit ketegangan antar pendukung calon Bupati.
"Ya kita tau sama sama kondisinya pada saat itu tidak mudah. Banyak kendala, bahkan ada pelaporan, isu-isu hoax, intimidasi. Tapi kemudian itu semua dilalui usai rakyat Tapteng menentukan sendiri siapa calon pemimpinnya," kata Sarma.
KPU menetapkan pasangan calon nomor urut 2, Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi yang diusung PDIP dan Buruh peraih suara terbanyak di Pilkada Tapteng dengan jumlah 87.095 suara atau 54 persen.
Sedangkan paslon nomor urut 1, Khairul Kiyedi Pasaribu-Darwin Sitompul yang diusung 9 partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus meraih 74.208 suara atau 46 persen.
Sarma mengatakan, Pilkada Tapteng telah mengajarkan tentang cara berdemokrasi.
Menurutnya kemenangan Masinton-Mahmud dilakukan dengan cara cara yang benar dengan mengedepankan visi misi yang disampaikan kepada pemilih.
"Bisa menjadi pembelajaran berdemokrasi di Sumut, kami hanya menyampaikan visi misi, tidak melakukan politik uang dan selalu melakukan kerja kerja pembelajaran politik kepada masyarakat kami selalu ajak, jika ingin perubahan, ingin penindasan dan kekerasan berhenti di Tapteng maka mereka kita ajak memilih kepala daerah Masinton-Mahmud," kata Sarma.
Setelah dinyatakan menang, Sarma menyebut pihaknya masih menunggu hasil gugatan sengketa Pilkada yang disampaikan tim Kiyedi dan Darwin ke Mahkamah Konstitusi.
Sarma yakin MK akan menolak gugatan tim Kiyedi Darwin sehingga Masinton-Mahmud dapat memimpin Tapteng.
Sarma mengatakan, sebagai politisi kawakan Masinton adalah harapan untuk Tapteng yang lebih baik.
Bila dilantik sebagai Bupati, Masinton-Mahmud akan mengerjakan pembangunan yang prioritas untuk masyarakat di sana.
"Kita optimis menang gugatan di MK. Bila nanti dilantik Masinton sebagai politisi yang sudah dari ibu kota akan pulang membangun kampung halamannya. Tentu hal prioritas dikerjakan adalah pelayanan publik dan sarana prasarana publik di Tapteng," pungkas Sarma.
Sumber: medan.tribunnews.com