Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno, menyoroti perbedaan signifikan tingkat partisipasi pemilih antara Pilkada dan Pemilu 2024.
Ia mencatat, partisipasi pemilih dalam Pilkada hanya mencapai 66 persen, jauh di bawah Pemilu yang mencapai 82 persen.
Baca: Ganjar Pertanyakan Kebijakan Pemerintah soal Kenaikan PPN
“Ini ada apa, pandangan kami harusnya tingkat partisipasi lebih banyak karena calonnya lebih sedikit, kalau Pileg ratusan orang. Harapan kami partisipasi pemilih itu 82 sampai 85 persen. Ini mah hanya di angka 66 persen,” ucapnya.
Hal ini tentu harus menjadi catatan bersama antara partai politik dan KPU, yang memiliki ruang khusus untuk melakukan sosialisasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya kenaikan tingkat partisipasi di Pilkada 2024 dibandingkan Pilkada 2017, Nyumarno dengan tegas menyatakan bahwa parameter perbandingannya tidak relevan, mengingat perbedaan signifikan dalam alokasi anggaran.
Baca: 9 Prestasi Mentereng Ganjar Pranowo Selama Menjabat Gubernur
“Dari sisi anggaran juga berbeda. Misalkan parameternya 2017, kalau nggak salah anggaran Pilkada hanya Rp 40 miliar atau berapa gitu, sedangkan anggaran sekarang Rp 117,5 miliar. Kemudian anggaran untuk sosialisasi di 2017 berapa, di 2024 berapa. Jadi parameternya nggak seperti itu, jangan membandingkan dengan Pilkada sebelumnya,” ungkapnya.
“Kenapa sekarang ramai lagi wacana Pak Presiden bicara tentang Pilkada dipilih oleh DPRD, kan salah satunya untuk mengevaluasi secara nasional, karena partisipasi pemilih di Pilkada 2024 ini jeblok semuanya,” sambungnya.