Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDI Perjuangan, Ono Surono memberikan sindirian menohok kepada Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram. Program bantu-bantu rakyat itu justru menimbulkan masalah serius di saat ini.
Saat rapat kerja dengan Kementan dan Bapanas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024), Ono meyakini pemerintah cukup cerdas dalam mengatasi kerawanan pangan.
"Pertama (terkait) mitigasi bencana El Nino, kita semua tahu lah di awal 2023. Terlepas apa yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi pemerintah membuat skema program bantu-bantu rakyat dengan beras dan uang, yang dilakukan oleh Bapanas salah satunya," kata Ono.
Kemudian, kata Ono, alokasi pupuk subsidi pada 2023 pun mengalami penurunan hingga 4,7 juta ton. Ia menyebut, bahkan pemerintah membuat skema kebijakan dengan diskon pupuk yang tadinya Rp450 ribu menjadi Rp270 ribu.
"Cerdas kan kalau gini ya, jadi pemerintah dari awal sudah mengantisipasi, tapi sayangnya saat ini kondisinya tidak berubah. Beras masih tinggi harganya, dua hari yang lalu mungkin medium masih Rp14-15 ribu," tutur dia.
"(Beras) premium mungkin di atas itu, pupuk juga masih susah sehingga tentunya dalam hal ini, apa yang dilakukan oleh pemerintah, saya sih tidak yakin akan memberikan solusi terkait dengan turunnya harga beras, kecuali impor," lanjutnya.
Ono juga menyoroti narasi yang coba dibangun pemerintah saat ini, yaitu dengan harga beras mahal maka keuntungannya untuk petani.
"Apakah benar keuntungannya untuk petani? Petani mungkin tertawa, karena apa? Karena tidak jadi rugi, kalau untung besar no. Atau masih ada petani yang menangis?," ucap Ono.
Politikus PDI Perjuangan ini memahami dengan kondisi ini tentu tak ada pihak yang mau disalahkan, termasuk Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Bahkan Ono menyinggung Komisi IV turut disalahkan, karena berkaitan dengan kebijakan pupuk.
"Padahal Komisi IV juga membuat rekomendasi hitung-hitungannya juga dari Kementan. Pak menteri dan kawan-kawan sekalian, ini bukan persoalan yang ringan menurut saya. Isu apapun bisa kita buat, tapi apabila isu ini hanya dijadikan untuk kepentingan sesaat, kepentingan politik, maka dosa kita semua," pungkas Ono.