Bekasi, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membantah anggapan bahwa partainya selalu identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). PDI Perjuangan, disebut Djarot, berideologi Pancasila, yang berlawanan dengan PKI.
Awalnya, pengurus Ranting PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Supriatna, mempertanyakan mengapa partai berlambang banteng ini selalu disebut PKI dan partai setan. Supriatna ingin mengetahui cara DPP PDI Perjuangan menepis tuduhan tersebut.
Baca: Hasto Dorong Semangat Kader untuk Kerja Keras & Kompak
"Ini PDI Perjuangan harus berani ngomong bahwa PDI Perjuangan ideologinya Pancasila. Dan yang menjadi lawan komunisme adalah Pancasila. Maka dari itu, tidak benar PDI Perjuangan identik dengan PKI. PKI sudah dikubur," ujar Djarot saat konsolidasi di kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang Pusat, Sabtu (17/11).
Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka Safari Kebangsaan DPP PDI Perjuangan yang dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto, yang hadir didampingi Djarot Saiful Hidayat. Turut hadir juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Tubagus Hasanuddin, Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Waras Wasisto, anggota DPR Risa Mariska dan Daniel Lumban Tobing, Ketua DPRD Jawa Barat Inne Purwadewi, serta Sumiati Moctar Mohamad.
Mantan Gubernur DKI itu mengakui isu mengenai PDI Perjuangan disebut PKI selalu muncul di tahun politik. Padahal ajaran komunisme dilarang di Indonesia dan PKI sudah dibubarkan pada 1965.
"Menjelang pemilu, isu ini (PDI Perjuangan disebut PKI) selalu muncul. Tahu nggak sih yang ngomong, PKI apa? PKI itu Partai Komunis Indonesia, yang sudah dibubarkan tahun 1965. Komunisme sudah dilarang," ujar Djarot.
"PDI Perjuangan sejarahnya berasal dari Partai Nasional Indonesia, ideologinya Pancasila. Pancasila inilah yang melawan komunisme," imbuh dia.
Selain PDI Perjuangan, dikatakan Djarot, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga selalu dituduh sebagai kader PKI. Padahal Jokowi saat itu masih berusia di bawah 5 tahun (balita). "Masak, ada PKI balita," kata Djarot.
Baca: Pilpres 2019, Sukur Tekankan Kekompakan Kader
Lebih lanjut, Djarot juga mengaku partai tidak anti-Islam karena selalu memperhatikan umat Islam. PDIP juga selalu didukung oleh umat Islam.
"Isu seperti ini berkembang terus. Dikatakan bahwa PDIP tidak mengakomodasi atau anti-umat Islam, 80 persen lebih pendukung PDIP umat Islam. Nasionalisme selalu bergandengan dengan Islam. Maka seorang nasionalis otomatis seorang Islam yang baik, muslim yang baik," tutur dia.