Ikuti Kami

PDI Perjuangan Bisa Jadi “Bola Emas” Dalam Pilkada Kuansing

Alternatif pertama, H. Halim akan mencalonkan diri sebagai calon bupati dalam pilkada mendatang.

PDI Perjuangan Bisa Jadi “Bola Emas” Dalam Pilkada Kuansing
Ketua DPC PDI Perjuangan Kuantan Singingi, H. Halim

Kuansing, Gesuri.id – Ketua DPC PDI Perjuangan Kuantan Singingi, H. Halim sempat mengikuti fit and proper test di Sekretariat DPD Gerindra Riau, di Pekanbaru beberapa hari lalu.

Langkah ini dilakukan H. Halim dalam upayanya untuk berpasangan dengan Ketua DPC Gerindra Kuansing, Suhardiman Amby dalam pilkada Kuansing 2024. Hanya saja, sampai kini hasilnya belum jelas

Kalau saja H. Halim gagal berpasangan dengan Suhardiman Amby ada dua alternatif yang akan terjadi. Kedua alternatif ini sangat berpengaruh terhadap peta politik pilkada Kuansing

Alternatif pertama, H. Halim akan mencalonkan diri sebagai calon bupati dalam pilkada mendatang. Sedangkan alternatif kedua, H. Halim tidak mencalon diri tapi mendukung salah satu calon

Saat dihubungi beberapa hari lalu terkait rencananya mencalonkan diri, H. Halim belum bisa memberikan jawaban pasti. Ia mengatakan kepastiannya di awal bulan Juli nanti

“Belum pasti. Tunggu awal bulan ini,” kata H. Halim saat ditanya tentang rencananya maju sebagai calon bupati dalam pilkada mendatang. Senin (1/7).

Nah, kalau H. Halim tidak mencalonkan diri tapi mendukung salah satu calon pilkada, maka peta politik pilkada Kuansing 2024 menjadi runyam. Semua bentuk pendekatan akan mengalami pergeseran makna.

Pasalnya PDI Perjuangan untuk pemilihan legislatif Kuansing dalam pemilu Februari lalu tercatat sebagai partai peraih suara terbanyak kedua setelah Gerindra. Artinya potensi suara PDI Perjuangan di Kuansing tidak bisa disepelekan.

Karena itu, jika H. Halim tidak maju dalam pilkada mendatang maka PDI Perjuangan akan menjadi “bola emas”. Kemana PDI Perjuangan memberikan dukungan, kubu itulah yang akan jadi pemenang pilkada.

Posisi “bola emas” dalam politik elektoral nilainya sangat tinggi. Pasalnya partai yang mendapatkan posisi “bola emas” secara tidak langsung bisa menentukan pemenang pilkada.

Mampukah H. Halim atau PDI Perjuangan memainkan posisi “bola emas” ini. Pasalnya position bargaining dan power bargaining sudah di tangan PDI Perjuangan. Kini hasilnya tergantung dari teknik PDI Perjuangan dalam bermanuver saja.

Kalau H. Halim menolak posisi “bola emas” tentu beliau akan maju sebagai calon bupati. Nah, kalau maju, untuk H. Halim sendiri pertarungan akan sangat berat  Poisisi ini justeru menguntungkan Suhardiman Amby.

Kalau H. Halim maju, dia harus memilih calon wakil yang potensial, calon wakil bupati yang punya basis suara. Untuk saat ini calon wakil bupati yang dibidik H. Halim adalah Sardiyono.

Pilhan Sardiyono ini pernah dikemukakan secara lantang oleh H. Halim, namun sempat ditentang seorang tokoh politik di Pekanbaru. Kendati begitu H. Halim tetap kokoh memilih Sardiyono.

“Kita lalui saja prosesnya,” kata H. Halim singkat saat ditanyakan tentang sanggahan dari seorang tokoh politik di Pekanbaru atas pilihannya terhadap Sardiyono.

Quote