Jakarta, Gesuri.id - Ketua PDI Perjuangan Kota Pontianak Satarudin memastikan bahwa pemilihan legislatif DPRD Kota Pontianak di tahun ini, partainya kembali menjadi pemenang dengan raihan suara total 49.748 suara.
Dengan kemenangan ini PDI Perjuangan berhasil menciptakan rekor hat trick kemenangan tiga kali berjurut.
"Sebelumnya memang saya enggan membahas raihan kursi dan jumlah suara. Karena kami masih konsen dalam penghitungan suara yang masuk di lima dapil.
Untuk sekarang kami sudah mendapatkan data itu termasuk angka dan jumlah kursinya," ujar ketua PDI Perjuangan Satarudin, Senin (4/3).
Dari data tersebut hasil raihan suara PDI Perjuangan di lima dapil mencapai 49.748 suara. Dari kesemua suara itu PDI Perjuangan berhasil mendapat masing-masing dua kursi di dua dapil. Yaitu Dapil Selatan-Tenggara dan Dapil Pontianak Utara.
Sedangkan untuk Dapil Pontianak Barat, Pontianak Kota, Pontianak Timur masing-masing satu kursi. Sehingga PDI Perjuangan berhasil meraih tujuh kursi.
Raihan tujuh kursi memang belum mencapai yang ditarget tahun ini yaitu sembilan kursi. Meski begitu dengan raihan tujuh kursi ini juga ada penambahan dua kursi di Utara, dimana selama tiga periode PDI Perjuangan belum mampu berhasil meraih dua kursi di sana.
Di Pileg kali ini PDI Perjuangan juga melakukan kaderisasi. Itu dibuktikan dengan terpilihnya dua nama caleg milenial berhasil tembus di kursi parlemen.
Kata Satar, kaderisasi di PDI Perjuangan penting. Ke depan ia menarget caleg di bawah 30 tahun dan di bawah 40 tahun bisa lolos duduk di dewan Kota Pontianak.
Dari tujuh kursi ini lima masih wajah lama. Namun ada satu wajah lama yang gagal lolos parlemen yaitu Nurfadli di Pontianak Barat.
Ke depan iapun minta semua kader PDI untuk tetap memperjuangkan suara masyarakat. Pembinaan di tingkat akar mesti diperkuat.
"Sayapun mengucapkan terima kasih pada semua masyarakat yang telah mempercayakan kami untuk kembali memenangkan PDI di Pileg Kota Pontianak," ujarnya.
Ditanya soal penyelenggaraan pemilu di Pontianak kata dia berjalan aman dan lancar. Hanya saja masih ditemukan golput.
Ini menjadi PR KPU bagaimana untuk melakukan sosialisasi intens kepada masyarakat. Sehingga ketika pemilu dilaksanakan angka golput bisa semakin sedikit.
