Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nampak bersedih ketika mengetahui atribut partainya di Riau dirusak. Ia kecewa saat meninjau langsung lokasi kejadian yang mana melihat sejumlah bendera maupun balihonya dirusak, bahkan ada yang dibuang ke dalam parit.
Baca: Drama Ratna Sarumpaet Mau Diulang Lagi di Kasus APK Demokrat
Belakangan diketahui pelaku pengrusakan merupakan Heryd Swanto. Hal itu diungkapkan pengurus Partai Demokrat Andi Arief yang mana menurut keterangan pelaku, dirinya telah diupah oleh seseorang dari pengurus PDI Perjuangan untuk melakukan perusakan.
PDI Perjuangan telah membantah tuduhan tersebut, pihaknya tidak mengetahui peristiwa itu dan tidak memerintahkan siapa pun untuk melakukan perusakan terhadap atribut Partai Demokrat.
Politisi PDI Perjuangan Eva Sundari pun meragukan keterangan dari Andi Arief yang menyebut PDI Perjuangan sebagai aktor di balik kejadian tersebut. Ia menilai, Arief telah berbohong sehingga berhasil membohongi SBY.
"Saya kasihan sama Pak SBY yang ditipu oleh berita-berita yang miss leading yang diumpanin oleh Andi Arief," kata Eva, Senin (17/12).
Untuk itu, Eva meminta agar Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada polisi agar kasus tersebut tidak menimbulkan spekulasi yang berkepanjangan dan segera diselesaikan.
"Jadi, menurutku sekarang serahkan kepada polisi dan diperoses," terangnya.
Eva menambahkan, hal tersebut hanyalah sebagai satu cara yang disengaja, untuk menjatuhkan nama PDI Perjuangan dan Joko Widodo (Jokowi). "Jadi, menurutku ini strategi dari lawan untuk menghancurkan atau menargetkan PDI Perjuangan," tukasnya.
Adapun dalam perusakan baliho SBY dan sejumlah atribut partai, polisi menetapkan tiga tersangka. Para tersangka mengaku dibayar Rp150 ribu per orang. Kasus perusakan itu membuat PDIP meradang karena dituding sebagai yang tertuduh.
Baca: Tidak Ada Untungnya PDI Perjuangan Rusak Atribut Parpol Lain
Sementara SBY kembali menguak tabir melalui akun resminya. Ia memprotes pernyataan Menko Polhukam Wiranto, yang menyebut ada perusakan itu dilakukan oleh oknum kader PDIP dan juga melibatkan oknum Partai Demokrat.
SBY meradang dan berbeda pendapat. Ia tak ingin PDI Perjuangan dan Partai Demokrat menjadi 'korban' dengan pernyataan tersebut.