Jakarta, Gesuri.id - Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi calon wakil gubernur Provinsi Papua, Yeremias Bisai dalam sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilkada Provinsi Papua, pada Senin (24/2/2025). MK juga membatalkan hasil Pilkada Papua yang diumumkan KPU, serta memerintahkan pemungutan suara ulang (PSU).
PDI Perjuangan sebagai partai pengusung akan segera melakukan rapat bersama dengan calon gubernur nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), guna mencari figur yang cocok dan tepat untuk digandeng mendampingi Benhur.
Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI Perjuangan Provinsi Papua, Korneles Yanuaring, mengatakan, pihaknya sebagai partai pengusung akan mencari figur yang tepat guna mendampingi BTM sebagai wakil gubernur menggantikan Yeremias Bisai yang didiskualifikasi oleh MK.
“Kriteria wakil gubernur harus figur yang dikenal oleh masyarakat luas, karena kita harus cari figur yang dikenal di Provinsi Papua,” kata Korneles Yanuaring, pada Senin (24/2/2025).
Menurut Korneles, figur wakil gubernur yang akan mendampingi BTM untuk bertarung kembali dalam pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Papua tak harus berasal dari partai pengusung, tetapi bisa dari luar atau eksternal partai pendukung.
“Kita perlu menang, sehingga perlu mencari figur yang tepat untuk mendampingi BTM. Lalu dikenal oleh banyak orang dan tidak harus kader PDIP, tapi bisa dari eksternal partai,” ujarnya.
Mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jayapura ini meminta seluruh kader banteng untuk tetap solid guna berjuang memenangkan PSU Pilkada Provinsi Papua pada bulan Agustus 2025 mendatang.
“Kita harus bersama-sama berjuang memenangkan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua,” ucapnya.
Saat ditanya mengenai beberapa nama yang viral dan diusulkan oleh masyarakat melalui media sosial (medsos) seperti Paulus Waterpauw, Boy Markus Dawir, Orgenes Kaway, Onesimus Wayangkau, dan beberapa figur lainnya yang ada di Papua, Korneles mengatakan wacana masyarakat perlu dihargai dan dihormati.
“Saya pikir kita perlu mendengar aspirasi masyarakat, relawan, dan paguyuban, sehingga bisa dipertimbangkan secara matang-matang, karena nama yang disebutkan di atas adalah figur yang bagus, tapi perlu dikaji,” pungkasnya.
Sumber: papua.tribunnews.com