Jakarta, Gesuri.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menampilkan metode penghitungan asli atau real count internal partainya kepada publik sebagai bentuk transparansi penghitungan suara pemilu. PDI Perjuangan bahkan menantang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk buka-bukaan perihal hitung cepat atau quick count yang membuat kubu 02 mengklaim memenangkan Pilpres 2019.
Baca: 01 Klaim Menang, Jokowi: Hasil Quick Count Akurat dengan KPU
Sekretaris Jendral PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut tranparansi data sangat diperlukan agar kedua pihak pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak saling klaim kemenangan.
"(Pengungkapan) ini bagian transparansi ke publik, terlalu bahaya untuk urusan strategis kalau isinya main klaim. Tiga kali yang diumumkan Prabowo itu datanya berbeda-beda, tapi katanya semua sudah fix," ungkap Hasto saat menggelar konfrensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Dalam kesempatan itu PDI Perjuangan menampilkan real count yang diperbaharui berkala secara online. Perhitungan itu melalui form C1 yang diterima saksi partai di daerah-daerah. PDI Perjuangan mengaku memiliki kamar hitung di kantor partai dari tingkat kecamatan.
Adapun data yang masuk hingga saat ini sebanyak 7,75 persen atau 59.503 dari 809.306 TPS. Data tersebut menunjukkan 63 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan 37 persen untuk Prabowo-Sandi, atau sekitar 10 juta pemilih.
Hasto bahkan siap jika sistem yang dimiliki oleh partainya diaudit. Karenanya, dia juga meminta kubu Prabowo-Sandiaga untuk berani membuka data-data yang mereka miliki.
"Ini siap diaduit bahkan KPU kalau mau membandingkan antara data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya," ujar Hasto.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional PDI Perjuangan Arif Wibowo menyebut data yang diambil bukan hanya basis suara partai besutan Megawati Soekarnoputri, tapi dilakukan secara acak.
Baca: Kiai Ma'ruf: Cebong-Kampret Selesai Sampai Hari Pencoblosan
"Ini adalah secara acak semua yang TPS C1 nya masuk silahkan diinput. Nanti akan kelihatan bergerak," kata Arif.
Arif menyebut data ini sengaja ditampilkan sebagai pengetahuan kepada masyarakat.
"Kita ini memberitahukan ini untuk mengajak masyarakat berpikir cerdas. Lha supaya berpikir cerdas inginkan data bergerak. Dan itu hasilnya adalah dari mereka input di setiap cabang kantor kita langsung masuk ke pusat," paparnya.