Demak, Gesuri.id - Perwakilan ratusan petani garam di Kabupaten Demak menyampaikan keluhan kepada Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo terkait dengan beberapa hal setelah buka puasa bersama di Desa Babalan, Sabtu sore.
Salah seorang petani garam di daerah itu, Romadon, mengaku kesulitan membeli membran garam yang menjadi modal utama petambak dalam memproduksi garam.
Baca: 5 Keberhasilan Ganjar Pranowo yang luput dari perhatian
"(Kami mengeluhkan, red.) harga dan stok membran garam, apalagi membran itukan hanya dijual dalam koperasi tambak garam sehingga kami yang tidak memiliki kelompok ini kesulitan membeli, dan harus jadi anggota dulu," kata warga Desa Babalan RT02/RW02, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Sabtu (19/5).
Terkait dengan harga membran, yang Rp3,3 juta untuk ukuran 100 x 4 meter persegi itu, katanya, terlalu tinggi.
"Di Surabaya, harga Rp2 juta untuk ukuran yang sama sehingga kami berharap Pak Ganjar bisa memberi solusi bagi kami," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar menyarankan petani garam membentuk kelompok karena hal itu sebagai identitas agar pemerintah mudah melakukan pengawasan, sekaligus pemberian berbagai bantuan.
"Sekarang buat kelompok, nanti kami dampingi. Saya ada bantuan dari kelautan perikanan itu membran, nanti saya beri pelatihan juga," kata Ganjar.
Mengenai tingginya harga membran garam, politikus PDI Perjuangan itu, menyarankan petambak nonkelompok untuk berani melakukan peminjaman ke perbankan sebagai modal.
Cagub Jateng bernomor urut 1 itu, bahkan menawarkan para petani garam untuk mengajukan pinjaman modal dengan bunga ringan di Bank Jateng.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengutarakan keinginannya memajukan produksi garam lokal dengan mendirikan pabrik garam berkualitas di beberapa daerah di Jateng.
Baca: Ganjar Pranowo Blusukan Pasar Baledono Purworejo
Ganjar optimistis bahwa pembangunan pabrik garam berkualitas dapat memenuhi berbagai kebutuhan garam masyarakat, baik kebutuhan industri, farmasi, maupun rumah tangga.
"Kita mampu kok (memproduksi garam, red.), meski kualitasnya buruk, kita harus perbaiki kualitas. Contohnya ada teknologi ulir pakai membran, ternyata kualitasnya bisa bagus," ujarnya.