Jakarta, Gesuri.id - Ribuan petani tembakau Jombang berkumpul guna memberikan dukungan sekaligus menitipkan tiga aspirasi untuk kesejahteraan para petani tembakau kepada Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo.
Kedatangan Ganjar malam itu langsung disambut gegap gempita oleh ribuan petani tembakau Jombang yang kompak meneriakkan nama Ganjar dan bernyanyi bersama.
"Kalau ini bukan capres lagi. Saya panggil pak Ganjar presiden kita. Selamat datang di Jombang pak presiden," ucap Winarno (50) salah satu petani tembakau di Gudang Tembakau Desa Bawangan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat malam (12/1).
BaCa: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram
Winarno mengatakan baru kali ini ada capres yang mau datang lesehan bareng petani apalagi memang Ganjar dikenal sangat dekat dengan rakyat khususnya petani.
"Maka kami yakin, pak Ganjar jadi presiden. Kami sudah tidak sabar menunggu bapak dilantik. Kami siap menangkan bapak. Sepakat," teriak Winarno.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan para petani tembakau untuk menitipkan tiga aspirasi ketika Ganjar terpilih menjadi presiden.
Pertama, terkait cukai tembakau yang menurut petani selama ini selalu naik sehingga membuat hasil panen tembakau tidak terserap pabrik dengan maksimal.
Petani berharap pemerintah tidak terus menerus menaikkan harga cukai secara drastis karena kenaikan tersebut menyengsarakan mereka.
"Kami juga meminta bapak membatasi impor tembakau. Utamakan beli tembakau petani dulu, kalau kurang baru impor. Ketiga kami minta agar ketersediaan pupuk dipenuhi," tegas Winarno.
BaCa: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengatakan isu cukai memang selalu menjadi problem bagi petani tembakau.
"Memang harus lakukan penyeimbangan. Dan kalau konteks ini cukup sering diskusi dengan pemerintah pusat, khususnya Menteri Keuangan agar kebijakan cukai tidak memberatkan," jelasnya.
Ganjar menegaskan pemerintah juga harus mengutamakan untuk membeli tembakau petani sebelum melakukan impor tembakau agar para petani tidak merugi. "Termasuk soal pupuk, memang kita harus tambah kuota pupuk bersubsidi. Pasokan pupuk memang harus diperbanyak, caranya dengan membangun pabrik pupuk dalam negeri," jelasnya.