Jakarta, Gesuri.id - Pengamat militer dan intelijen Connie Rahakundini Bakrie menuntut Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengklarifikasi kabar yang menyebut capres nomor urut dua itu menerima persekot saat Indonesia hendak membeli 12 pesawat Mirage 2000-5 asal Qatar.
"Di berita yang beredar itu dan diplomatik paper yang kami terima dan kawat yang kami terima adalah sekitar 40 persen dari komisi sudah diterima beliau (Prabowo, red) di Qatar dengan dibawa jet pribadi.," kata dia seperti yang dikutip melalui laman JPNN.
Connie menyebut klarifikasi penting disampaikan karena European Investigation Order (EIO) telah melakukan penyelidikan terhadap perusahaan asal Cekoslovakia yang menjembatani pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5.
Baca: Ternyata Ini Zodiak Ganjar Pranowo, Berikut Karakternya
"Indonesia mesti hati-hati, tuntutan EU (Europa Union, red) ini akan panjang, karena EU melakukan ini dan akan sampai ke akarnya benar atau tidaknya, kan, tidak tahu," katanya.
Dia bahkan menyebut EU sudah mengirim surat ke Kedubes AS di Jakarta untuk membantu penyelidikan perkara pembelian pesawat Mirage 2000-5.
"Masalah lebih besarnya adalah EU ini sangat correct terhadap kasus-kasus seperti ini. Jadi, alutsista itu sangat hati-hati," kata Connie
Sebelumnya Badan antikorupsi Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO) dilaporkan telah mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 25 Januari berupa permintaan penyelidikan atas skandal pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Kawat itu merupakan bagian dari penyelidikan terhadap Qatar yang membeli pengaruh di antara anggota Parlemen Eropa.
Kawat tersebut meminta bantuan Departemen Luar Negeri AS dalam penyelidikan mereka terhadap korupsi di Kemenhan Indonesia.
"Khususnya yang berkaitan dengan Qatar," tulis laman berita itu, dikutip Akurat Banten, Jumat (9/2).
Dugaan korupsi di Kemenhan ini, diduga terkait dengan pembelian pesawat bekas milik Qatar Mirage 2000-5 seharga USD792 juta.
Dijelaskan, dari tahun 1990-an hingga 2007, Dassault Aviation menjual Mirage 2000 dengan harga antara USD23-35 juta per unit.
Namun, Prabowo telah menyetujui harga USD66 juta per unit untuk pesawat yang sudah tua tersebut.
"Terkadang ketika harga suatu aset dibayar dengan harga yang terlalu tinggi, ada korupsi di dalamnya," sambung laman itu.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Ditambahkan, saat Prabowo pergi ke Uni Emirat Arab, menanyakan pesawat tempur Mirage mereka, pihak Qatar mengetahui hal itu.
Selanjutnya, pihak Qatar pun memutuskan menawarinya kesepakatan yang lebih baik, karena tahu Prabowo maju sebagai Capres.
"Sehingga ketika ia mengunjungi Doha, pada Januari 2023, mereka menawarinya Mirage beserta potongan sebesar 7 persen," jelasnya.
Potongan 7 persen itu untuk mendanai kampanye pemilu Prabowo.
"Uang suap sebesar 7 persen itu akan menghasilkan USD55,4 juta, lebih dari cukup untuk mendanai kampanye Prabowo," tukasnya.