Jakarta, Gesuri.id - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya ingin mencicipi kursi presiden.
Baca: Sekjen Hasto: Prabowo-Sandi Lupa HAM
Hal tersebut ia katakan di acara Indonesia Lawyers Club yang videonya diunggah di akun Youtube, Selasa (22/1).
Budiman mengatakan Prabowo menggunakan cara post-truth atau menggunakan landasan yang bukan kebenaran faktual, demi menggapai kekuasaan.
"Apa yang akan dilakukan Pak Prabowo-Sandi, itu sudah dilakukan Pak Jokowi, Pak Prabowo-Sandi hanya ingin mencicipi kursi presiden, tanpa ada visi misi yang baru," ujar Politisi PDI Perjuangan itu.
Budiman melanjutkan, beberapa waktu lalu dirinya pernah menulis di Twitter, bahwa jika pidato itu mengotori politik maka debat seharusnya menjadi alat untuk membersihkannya. Namun, ia melihat tim pasangan calon nomor 02 justru kebanyakan pidato, bukan debat.
"Itu menunjukkan pasangan calon nomor 02 tidak menggunakan forum debat untuk membersihkan seluruh pidato dan ucapan berbulan-bulan selama ini. Yang terjadi, justru pidato berdasarkan post-truth itu yang diteruskan," ujar Budiman.
"Justru, seperti yang dikatakan Pak Effendi Ghazali, keunggulan Prabowo adalah ketika dia menggunakan teori komunikasi yang basisnya bukan kebenaran atau post-truth," lanjut mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik itu.
Baca: TKN: Pasca Debat, Pendukung Prabowo-Sandi Berubah Haluan
Budiman pun menyentil Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon, yang juga menjadi pembicara pada acara tersebut. Ia menyebutkan bahwa teori strukturasi yang disebut Fadli Zon dalam argumennya sudah tidak relevan dan kaku.
"Apa yang disampaikan Fadli Zon untuk menguatkan pernyataan Prabowo dan Sandi itu usang, artinya secara teori usang, secara teknis juga tidak benar, post truth," ujar Budiman.