Jakarta, Gesuri.id - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung mengatakan akan mendorong lebih banyak hunian berbasis TOD (Transit Oriented Development).
TOD sebagai solusi permasalahan perumahan di Jakarta. Hunian yang menempel dengan stasiun atau terminal ini juga akan menjadi program unggulan jika nanti ia menjabat.
Ia menyebutkan saat ini Jakarta telah memiliki 5 kawasan TOD yakni Fatmawati, Blok M, Istora, Dukuh Atas, dan Lebak Bulus. Di antara kelima itu, Blok M merupakan kawasan yang paling berkembang.
Baca: Ganjar Optimistis Jateng Jadi Barometer Keamanan
"Yang harus kita apresiasi adalah TOD di Blok M yang relatif sudah bisa berjalan dengan baik. Karena sudah terintegrasi. Ada tempat makan, hunian, fasilitas yang cukup bagus, dan juga tersambung dengan sistem transportasi lain bukan hanya MRT saja, ada bus, dan lain-lain," kata cagub nomor urut 3 itu.
Ke depannya, bukan hanya 4 kawasan TOD lainnya yang berkembang, ia yakin akan ada banyak TOD baru yang akan terbentuk. Salah satunya yang berada di Ancol.
"Kalau itu (pertambahan TOD) dengan sendirinya pasti akan bertambah karena di Jakarta itu dengan cepat bertambah. Termasuk kalau nanti, MRT-nya sudah sampai Ancol, pasti di sekitar Monas, Istana, akan ada TOD baru," ujarnya.
Untuk mendukung program ini, Pramono ingin memberikan insentif kepada pengembang.
"Harus ada privilege yang diberikan kepada para pengembang yang ingin membangun di tempat TOD tadi. Yang kedua adalah peningkatan kepadatan bangunan atau yang sering kita sebutkan FAR (floor area ratio) ini yang seringkali juga jadi problem kita," ungkapnya.
Peningkatan kepadatan bangunan adalah memanfaatkan bangunan jadi untuk bagian atasnya dibuat hunian. Ia memiliki ide membuat hunian di atas sekolah, kantor camat, hingga puskemas.
Baca: Ganjar Jelaskan Maksud Kunjungan ke Setiap Pelosok di Indonesia
"Di Blok S (ada sekolah dasar) menempati tanah kurang lebih 1,1 hektare. Maka sekolah tadi akan saya buat (lantai) 6 atau 7 untuk valet parking. (lantai) 1,2,3 untuk sekolah kita buat batu termasuk tempat untuk main basket, main volley, dan sebagainya. Kalau perlu kita tingkatkan sampai lantai 3 untuk kebutuhan sekolah," paparnya.
"Baru kemudian lantai 4,5 untuk working space. Teman-teman saya pasti tahu anak-anak muda kita sedang membutuhkan itu. Baru lantai 6 ke atas untuk hunian," lanjutnya.
Selain di bangunan yang sudah jadi, Pramono juga akan memakai lahan-lahan milik Pemprov Jakarta untuk dibangun hunian vertikal.
"Saya berpikir sudah waktunya karena persoalan di Jakarta yang paling mahal itu adalah pembebasan lahan. Maka lahan-lahan yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta itu harus dimanfaatkan secara sebaik-baiknya," pungkasnya.