Blitar, Gesuri.id - Sekretaris PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengatakan hasil dari Rakerda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Kota Blitar resmi mengusulkan Puan Maharani sebagai calon presiden.
Baca: Puan: UU di Indonesia Harus Menjiwai & Cerminkan Pancasila
Rakerda berakhir pada Senin (21/6) tersebut membawa salah satu poin rekomendasinya untuk pencalonan Puan ke Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan pada Agustus 2021.
“Aspirasi dari seluruh cabang PDI Perjuangan di Jawa Timur, baik dari wilayah Mataraman, Arek, Tapal Kuda, sepakat mencalonkan Ibu Puan,” kata Sri Untari Bisowarno, Selasa (22/6).
Pengusulan Puan sebagai capres juga sekaligus sebagai kaderisasi partai. Menurut Untari, pada pilkada serentak baru-baru ini, 11 kader PDI Perjuangan di Jawa Timur berhasil memenangkan kontestasi.
Sebelum mengusulkan Puan, PDI Perjuangan Jawa Timur telah melakukan pemetaan serta menghitung potensi dan proyeksi.
“Kenapa harus kader sendiri yang diusung, karena kalau kader ia pasti sudah mengerti cara gerak, jiwa, kebutuhan perjuangan partai dalam bersinergi dengan rakyat,” katanya.
Mengenai elektabilitas Puan yang masih rendah, menurut Untari, bakal terkerek naik bila mesin partai bekerja keras. Ia mencontohkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang pada saat pilkada juga rendah. Begitu pula dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
“Tapi begitu mesin partai bergerak dengan kencang, semua menyatu, akan jadi sinergitas luar biasa,” ujarnya.
Usulan Puan sebagai capres dikatakan tidak tidak prematur. Karena saat PDIP mencalonkan Jokowi sebagai presiden, empat tahun sebelumnya sudah dibicarakan di internal. Tujuannya agar persiapannya makin matang.
Baca: Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila, Ini Alasannya
“Jangankan mau pilpres, mau mantu saja persiapannya panjang,” kata dia.
Langkah mengusung Puan Maharani sebagai capres, diungakap Untari bukan sebagai langkah untuk menghadang Ganjar Pranowo. Karena di PDI Perjuangan terangnya, merupakan hal wajar jika ada kader-kader yang menonjol.
“Sehingga, usulan ini bukan bentuk rivalitas Puan-Ganjar.“
“Kami mengusulkan ke rakernas, lha nanti Ibu Ketua Umum (Megawati) yang memutuskan,” pungkasnya. Dilansir dari detik.