Jakarta, Gesuri.id - Ratusan penyandang disabilitas (difabel) di wilayah Soloraya dengan tegas mendeklarasikan dukungan mereka untuk pasangan Ganjar-Mahfud dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Mereka menilai bahwa pasangan calon nomor urut 3 ini, Mahfud MD secara nyata memiliki keberpihakan kepada para penyandang disabilitacawapress, yang seringkali menjadi kelompok yang terpinggirkan.
Ketua Difabel Pro Ganjar Mahfud (Difagama) Soloraya, Subadri Edi Wijayanto, menyampaikan bahwa sekitar 250 orang difabel di Soloraya turut hadir dalam deklarasi dukungan untuk Ganjar-Mahfud.
Para difabel ini mengungkapkan dukungan mereka karena melihat bahwa Ganjar-Mahfud memiliki perhatian khusus terhadap kaum disabilitas.
“Yang menarik dari ketiga pasangan calon Presiden, hanya Pak Ganjar-Mahfud yang memasukkan kaum disabilitas dan perempuan rentan,” ujar Subadri Edi Wijayanto saat deklarasi pasangan Ganjar-Mahfud pada Sabtu (16/12/2023).
Acara tersebut turut dihadiri oleh kader Partai Perindo yang mendukung pasangan tersebut.
Subadri Edi Wijayanto menegaskan bahwa perhatian yang ditunjukkan kepada difabel semakin memperkuat dukungan mereka terhadap pasangan Ganjar-Mahfud.
Dalam rangka mendukung pasangan ini, mereka juga membentuk kelompok Difagama se-Indonesia.
Wakil Direktur Inklusi Disabilitas Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sunarman Sukamto, menyatakan bahwa deklarasi relawan difabel untuk mendukung Ganjar-Mahfud di Soloraya dihadiri oleh sekitar 250 orang difabel.
Mereka berasal dari tujuh kabupaten dan kota di wilayah Soloraya.
“Suara teman-teman difabel untuk satu kabupaten antara 4.000-6.000 orang. Tinggal dikalikan 7 kabupaten di Soloraya, itu belum termasuk keluarganya,” kata Sunarman.
Tim pemenangan sedang mengonsolidasikan aspirasi para difabel di Soloraya dengan harapan bisa memenangkan putaran pertama Pilpres 2024. Para difabel, sebagai pemilih kritis, telah lama memperjuangkan partisipasi penuh dalam proses pembangunan.
Melalui jalur demokrasi, para penyandang disabilitas dapat memberikan kontribusi penuh. Dalam pandangan mereka, perubahan paradigma terhadap difabel diperlukan, bukan lagi sebagai objek belas kasihan, melainkan sebagai individu yang memiliki hak asasi manusia (HAM) yang sama.
Selain itu, kepastian hukum juga menjadi fokus para difabel. Tanpa kepastian hukum, hak-hak difabel menjadi tidak pasti. Dengan demokrasi yang baik, penerapan HAM, dan kepastian hukum, pasangan Ganjar-Mahfud dinilai sebagai pilihan tertinggi.
“Sosok Ganjar-Mahfud sudah tak asing bagi kaum difabel, Pak Ganjar sangat dekat dengan teman-teman difabel dan mengutamakan suara teman-teman difabel. Pak Mahfud sebagai pendekar hukum dan HAM, sering mendukung perjuangan reformasi hukum di republik ini untuk lebih inklusif bagi disabilitas,” ungkap Sunarman.