Sintang, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Yohanes Rumpak menilai adanya catatan hitam karena berbagai peristiwa yang merugikan dirinya dan Syarifuddin yang tidak memiliki kekuasaan dan selaku penantang incumbent di Pilkada 2020 lalu.
"Yang paling kentara adalah justru undang-undang Pilkada yang membolehkan petahana masuk kembali saat masa tenang dan hari pencoblosan. Undang-undang ini diskriminatif," katanya, Rabu (16/12).
Baca: Soal Uji Swab Pengunjung Bali, Penerapan Prokes Terpenting
Menurut Rumpak, catatan hitam lainnya untuk diingat dan menjadi catatan kritis oleh anak cucu kita bahwa dalam Pilkada kali ini telah terjadi kekurangan surat suara di basis-basis utama Mandau Mengkilat.
Incumbent melalui tim suksesnya, tambahnya, menggunakan kekuasaan dan wewenangnya untuk mengintimidasi para pemilih, perangkat desa bahkan tim utama kami untuk memaksakan kehendak demokrasi.
"Selain itu juga ada permainan isu SARA yang membenturkan umat Katolik dengan para pastor, partisipasi kecamatan Sintang yang bisa mencapai 83,89% persen tetapi di lapangan banyak yang tidak mendapat undangan dan ada kejadian yang sangat merugikan di mana masyarakat yang sah mencoblos nomor urut 3 dianggap tidak sah oleh pengurus TPS. Ini sangat merugikan kami," tegasnya.
"Kita berusaha untuk tetap menghargai proses demokrasi hitam ini. Kalau benar semua catatan hitam ini dalam rangka menzholimi kami, kami percaya satu persatu yang menzhomili akan dipermalukan dan menerima balasan yang setimpal dari Tuhan." tutur Rumpak dengan tegas.
Dan untuk para warga Sintang terkhusus pendukung Mandau Mengkilat yang saya banggakan, lanjutnya, percayalah, Tuhan dan leluhur bersama kita.
Yohanes Rumpak juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen warga yang telah mendukung Mandau Mengkilat pasangan nomor urut 3 dalam Pilkada Sintang 2020.
Politisi PDI Perjuangan tersebut menegaskan, dirinya mengapreasi setinggi-tingginya seluruh perjuangan partai koalisi, tim dan relawan yang telah berjuang bersama Mandau Mengkilat.
"Kepada seluruh relawan dan pendukung Mandau Mengkilat saya sampaikan bahwa saatnya tegakkan kepala kembali dan berdiri dan mulailah berjalan. Tuhan sedang membentuk karakter kita untuk semakin matang. Kita boleh bercermin dari Mr.Jo Biden, presiden Amerika terpilih setelah tiga kali menjadi konsestan. Tata kembali hidup untuk langkah selanjutnya. Ini adalah kuliah kehidupan untuk kita semua," ungkapnya.
Rumpak juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh partai pendukung, orang tua, rekan-rekan tim dan relawan dan para pendukung Mandau Mengkilat yang sudah berusaha berjuang bersama dirinya dan Syarifuddin.
"Kita telah berusaha maksimal dengan tujuan memenangkan kontestasi ini. Hasilnya ternyata beda dengan harapan kita semua. Inilah realita politik yang kita alami, tapi kita patut berbangga, karena yang kita utamakan adalah pendidikan politik dengan tekad memajukan rakyat Sintang," ungkapnya.
Selain itu, dirinya mengucapkan terima kasih atas perolehan suara yang diraih Mandau Mengkilat di setiap desa di 14 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sintang.
Baca: Dyah Hayuning Pratiwi-Sudono Sukses Raup 54,74% Suara
"Melihat animo perolehan suara dari setiap desa dan tingkat kecamatan, kita menang di 8 kecamatan, ini artinya masyarakat desa sangat besar menaruh harapan kepada saya dan Pak Syarifuddin untuk membangun Sintang ke arah yang baru terkhusus ekonomi dan infrastuktur. Oleh karenanya saya ucapkan banyak terima kasih kepada hampir 100 ribu warga di 14 kecamatan yang telah memberikan suara kepada saya dan pak Syarifuddin," ujarnya.
Selanjutnya, kepada pemerintahan yang baru, Rumpak mengingatkan pemerintahan yanh baru harus menaruh perhatian penuh kepada pembangunan ekonomi dan infrakstruktur. Dirinya juga bertekad untuk mengawal roda pemerintahan.
"Kita sudah berjuang bersama rakyat untuk menghargai dan menghormati proses demokrasi, Kami berpesan kepada pemimpin Sintang periode mendatang untuk tidak melakukan diskriminasi dan kriminalisasi kepada warga yang berbeda pilihan, apalagi kepada pendukung Mandau Mengkilat. Kami akan mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan," tandasnya.
Kami, tambah Rumpak, akan berupaya melakukan konsolidasi kepada masyarakat untuk terus menerus mengkritisi roda pemerintahan. Hal ini penting bagi kami sebagai bagian dari kontrol kami kepada pemerintah apabila rakyat dizholimi dan terjadi ketidakadilan.
"Kepada seluruh pendukung Mandau Mengkilat yang kami muliakan, rasa kecewa dan sedih itu manusiawi. Kalau anda sedih, sedihlah karena kesedihan itu untuk mimpi-mimpi anak cucu kita. Kalau hatimu menangis, menangislah dengan air mata perjuangan terbaikmu, karena tangisan ini untuk meratapi nasib dan masa depan kita bersama sebagai rakyat jelata. Tetesan air mata kita yang membasahi tanah tercinta ini adalah sebagai ekspresi, simbol perjuangan yang belum selesai untuk masa depan anak cucu kita. Mari, kita terus solid bergerak dan terus berjuang bersama rakyat jelata," ujarnya.
Kontributor: Yogen.