Cilacap, Gesuri.id - Ribuan warga Desa Ciporos, Kecamatan Karang Pucung, Kabupaten Cilacap, berkumpul untuk bertemu dengan Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Dalam kesempatan itu, Ganjar menyampaikan pengarahan dan mitigasi bencana, yang sebelumnya telah terjadi bencana longsor di desa itu.
"Yang rumahnya di sekitar sini ngacung? Nah kalau terjadi hujan deras lebih dari dua jam, siap siap ngungsi, waspada ya, menuju arah menjauhi ketinggian. Nanti latihan dulu ya," kata politisi PDI Perjuangan itu saat meninjau lokasi bekas longsor di Desa Ciporos, Jumat (27/4).
Baca: Ganjar Prioritaskan Pengembangan Transportasi Massal
Cagub nomor urut 1 itu memberikan arahan kepada Kepala Desa Mulyanto, agar segera mengusulkan bantuan ke BPBD tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat.
"Kalau mau minta bantuan langsung dari pusat, kamu kirim usulan dan rekomendasi bupati. Jangan lupa tembuskan ke saya. Nanti saya sampaikan ke pusat," ucapnya.
Di Cilacap, Ganjar juga mengunjungi Desa Tarisi, Kecamatan Wanareja yang selama 30 tahun terakhir selalu diterpa banjir.
Banjir yang terjadi di Desa Tarisi bisa hingga berminggu-minggu. Areal sawah bahkan bisa tergenang berbulan-bulan. Air susah surut karena Desa Tarisi berada di daerah cekungan.
Ganjar berujar pihaknya akan mengusulkan permintaan warga desa ke PSDA dan BBWS terkait.
"Akan saya sampaikan ke BBWS dan dinas PSDA, agar dicek dan dihitung secara keinsinyuran apa penyebab dan solusinya," katanya.
Pada kesempatan itu Kepala Desa Tarisi Jasimin mengajak Ganjar berkeliling ke lokasi banjir, baik pemukiman maupun sawah yang masih tergenang.
Ratusan warga menyambut kedatangan Ganjar. Warga desa nampak keluar rumah dan menyapa Ganjar dengan antusias. Mobil yang berjalan pelan membuat sebagian warga nekat mendekat untuk mengajak salaman. Tiba di titik banjir, ratusan warga langsung mengerubungi Ganjar.
Menurut Jasimin, setiap tahun desanya selalu banjir. Bencana ini disebabkan dua hal. Yakni affur atau drainase Bendung Menganti yang mengalami pendangkalan dan curah hujan yang tinggi.
"Jadi memang banjir terjadi sejak Bendung Menganti dibangun, sudah 30 tahun," tandasnya.