Jakarta, Gesuri.id - Calon Bupati Malang yang diusung PDI Perjuangan, Sanusi mengunjungi Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang. Di wilayah barat yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Kediri tersebut, cabup petahana itu menemui petani milenial di kawasan Agro Jeruk.
Kedatangan politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Abah Sanusi itu disambut ratusan petani jeruk yang rata-rata masih berusia muda.
Abah Sanusi juga menyuntikkan semangat kepada mereka agar terus produktif dalam mengelola kekayaan alam dan pertanian di sekitarnya.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Menurutnya, tantangan dalam pengembangan pertanian yang harus dihadapi nanti adalah dengan penggunaan teknologi. Dia yakin selain dampak kuantitas dan kualitas, situasi itu akan membuka potensi pekerjaan baru lebih banyak lagi.
Cabup Sanusi berkomitmen melanjutkan program pendampingan bagi petani milenial di Kabupaten Malang. “PR selanjutnya nanti agar produk pertanian kita bisa semakin banyak lagi yang bisa menembus pasar internasional,” ungkap Sanusi, Rabu (9/10/2024).
Sejauh ini, kata Sanusi, sudah banyak petani milenial di Kabupaten Malang yang sukses menembus pasar ekspor. Seperti produk garam di Malang Selatan yang diekspor ke Jepang, Korea hingga Belanda.
“Ke depan, jika saya kembali terpilih, beragam potensi kita ini harus dioptimalkan lagi. Terutama bagi para petani milenial, generasi penerus kita ini,” tandasnya.
Cabup yang berpasangan dengan Cawabup Lathifah itu juga berkunjung ke sentra pertanian bawang merah, di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang. Ia berkunjung ke lokasi program binaannya Development of Integrated Farming System (UPLAND).
Program yang dirintisnya bersama petani itu mencanangkan pertanian terpadu mandiri. Mulai on-farm atau hulu seperti pembibitan sampai hasil panen hingga off-farm atau hilir.
Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng
Total ada dua desa di sana yang menjadi pilot project bawang merah seperti di Desa Purworejo dan Desa Banjarejo.
Hasilnya, setiap masa panen raya, mereka mampu menghasilkan bawang merah sekitar 1.000 ton per 100 hektare (Ha), dari luas lahan yang tersedia di dua desa itu sekitar 2.525 hektare selama tiga bulan sekali.
“Saya bangga sekali dengan kemajuan ini. Nanti saya harap semua bisa mulai melek IT, agar saat panen raya nanti tidak lagi perlu perang harga dengan bawang merah dari Thailand,” ucapnya.