Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Junimart Girsang menilai statement Waketum Partai Demokrat Benny K Harman yang menyebut adanya dugaan invisible hand atau kekuasaan tersembunyi di pemerintah yang mencoba menghalangi niat Anies Baswedan nyapres di 2024, adalah pernyataan yang sesat.
Baca: Hasto: Anies Tak Perlu Dijegal, Lihat Prestasinya Saja
"Statement dalam berpolitik itu seyogyanya membangun energi positif bukan membentuk opini menyesatkan bahkan cenderung fitnah," kata Junimart, Sabtu (17/9).
Junimart meminta agar Demokrat berpolitik dengan cerdas dan santun. Dia menegaskan terkait adanya invisible hand mencoba menjegal Anies Baswedan itu tidak benar.
"Berpolitik itu harus cerdas dan santun dan terukur. Yang saya pahami Istilah Invisible hand itu tidak dikenal dalam nilai kebenaran," ucapnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi II DPR ini juga menyebut tidak ada dasar aturan pemerintah menghalangi seseorang untuk maju capres. Dia meminta agar Demokrat berhenti memunculkan opini sesat.
"Kan ada sistem ketatanegaraan dan regulasi yang sudah mengatur untuk itu. Tidak ada dasar pemerintah untuk menghalangi. Sesuai aturan bisa nyapres ya monggo. Tidak perlu membentuk opini sesat. Kasihan masyarakat di grassroot diajak mengarah ke pembodohan," ujarnya.
Demokrat Tuding Ada Invisible Hand
Untuk diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman mengungkap adanya isu upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Benny menyebut upaya itu dilakukan invisible hand.
"Jadi ada invisible power, invisible hand ingin menjegal. Siapa invisible power itu? Ya teman-temanlah itu," kata Benny Harman kepada wartawan di lokasi Rapimnas Demokrat, JCC, Jakarta Pusat, Jumat (16/9).
Benny menyebut gangguan terhadap Anies bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk lewat kasus hukum. Namun, dia menyebut invisible hand ini akan menghalangi Anies maju di 2024.
"Iya (cara menjegal) bisa macam-macam kan, iya pasti targetnya begitu (agar tidak maju Pilpres 2024), pasti," ucap Benny. Benny menanggapi pertanyaan soal kemungkinan Anies dijegal ikut Pilpres 2024 dengan kasus hukum.
Baca: Tuduhan Manuver SBY Playing Victim, Hasto: Itu Strategi Kuno
Anggota Komisi III DPR ini menyampaikan isu ini senada dengan apa yang disampaikan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait jangan ada pihak yang mengganggu tujuan Partai Demokrat. Dia menyebut ada invisible hand yang mencoba menghambat munculnya koalisi baru di 2024 yang mengusung sosok di luar yang dikehendaki pemerintah.
"Iya tadi itu ada invisible power yang mengganggu yang tidak ingin ada koalisi di luar yang dikehendaki penguasa. Gitu kan, sudah jelas ada kan," jelas dia.
"Makanya kita sampaikan sinyal itu, pemerintah penguasa janganlah menyalahgunakan kekuasaan ya kan untuk menghambat munculnya koalisi baru," lanjutnya.