Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengatakan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pemilih diajak untuk semakin kritis.
Setiap orang, lanjutnya, diberi tanggung jawab memberikan pendidikan politik kepada rakyat agar mereka tidak dibohongi oleh jargon, program, dan gimmick yang ditawarkan dan dipertontonkan oleh setiap paslon.
Demikian disampaikan Ganjar saat menghadiri acara deklarasi dukungan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/12).
"Alumni GMNI adalah intektual. Mari kita makin kitis pada soal jargon, progam, dan gimmick. Karena di balik politik yang besar, debat yang ditonton, tepuk tangan yang sangat meriah, sebenarnya ada tanggung jawab moral kita untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Jangan bohongi rakyat," kata Ganjar dikutip Jumat (29/12/2023).
Capres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura itu sempat menyinggung program makan siang gratis yang ditawarkan oleh pasangan nomor urut 3, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menelan anggaran hingga Rp450 triliun.
"Kemudian 400 triliun digunakan untuk makan siang?" tandas Ganjar yang disambut gelak tawa alumni dan aktivis GMNI yang hadir.
Sebelumnya, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ahmad Akbar Susanto meminta setiap paslon tidak menebar janji yang tidak bisa ditepati kepada rakyat.
"Yang perlu diingat oleh masing-masing calon adalah anggaran pemerintah itu terbatas. Semestinya tidak terlalu mudah membuat janji yang tidak bisa direalisasikan," kata Akbar.
Akbar juga mengritik program makan siang gratis Prabowo-Gibran yang menurutnya tidak realistis. Dia menilai, 21 program yang ditawarkan Ganjar-Mahfud lebih baik dan realistis dibandingkan satu program makan siang gratis.
"Sebanyak 21 program Ganjar agak mendingan kalau dibandingkan program Prabowo yang muter-muter soal makan siang. Itu masih perlu diuji gagasan detailnya," kata Akbar.