Lampung, Gesuri.id - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Lampung, Sutono menghadiri pelatihan tim teknologi informasi dan media sosial (medsos) yang diselenggarakan oleh DPD PDI Perjuangan Lampung di Bandar Lampung, Senin (17/4). Pelatihan ini dimentori oleh tim IT dan medsos DPP PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Putra Nababan.
Sutono menyatakan, di era digital dan internet saat ini IT dan medsos bisa dijadikan kekuatan kampanye dengan menarik perhatian massa melalui berita-berita positif pasangan calon. Terlebih, masyarakat dalam mencari informasi tidak lagi mengandalkan media mainstream, seperti berita cetak dan elektronik.
Baca: Herman-Sutono Sinergikan Program Jokowi di Lampung
Menurut Sutono, sebaran informasi dengan IT berbasis internet serta media sosial bisa memberi efek viral dan jangkauannya jauh lebih luas.
Selain itu, biaya yang dikeluarkan relatif murah karena menggunakan akses internet. Hal ini, tentunya bisa menarik para pemilih pemula yang biasa disapa generasi milenial.
“Saya bersyukur tim IT dan Media Sosial PDI Perjuangan yang dipimpin Pak Putra, hadir ke sini (Lampung). Pengalaman beliau di dunia media cukup lama, telah menghadirkan strategi mumpuni untuk materi pelatihan IT dan medsos. Terbukti, beragam hoaks dan ujaran kebencian yang ditujukan kepada kita berhasil diungkap dan dituntaskan secara hukum,” ucap pasangan Herman HN dalam Pilgub Lampung ini.
Terpisah, Herman HN menilai langkah DPD PDI Perjuangan menyiapkan tim IT dan medsos sangatlah tepat. Dia menilai, langkah ini sebagai bentuk bahwa pasangan Herman HN-Sutono, adalah pasangan ‘Gubernur Jaman Now’ yang menganggap perkembangan zaman adalah keharusan yang harus disikapi dengan bijak.
Menurut Herman HN, internet dan media sosial bisa menjadi media yang efektif untuk memperoleh dukungan masyarakat Lampung.
Baca: Herman HN-Sutono Melindungi dan Memberdayakan Perempuan
“Zaman sekarang, semua orang punya HP, pegang HP. Di dalam HP sekarang juga dilengkapi internet dan sosmednya. Sekarang kalau mau kampanye jadi mudah dan murah. Kita hadirkan program kerja serta kampanye, lalu di sebarkan melalui media online dan sosmed. Yang penting bijak memberitakan, bukan tentang berita hoaks dan ujaran kebencian,” ujarnya.