Jakarta, Gesuri.id - Aktivis 1998 Adian Napitupulu menegaskan aktivis 1998 tidak akan membiarkan trah Cendana berkuasa kembali. Sebab, 21 tahun lalu, aktivis 1998 sudah mengorbankan darah dan nyawa untuk menjatuhkan trah Cendana yang direpresentasikan oleh rezim Soeharto.
Kini, ketika trah Cendana yang direpresentasikan oleh Prabowo Subianto ingin berkuasa kembali, tentu aktivis 1998 tak akan tinggal diam.
Baca: Adian Napitupulu, Tokoh TKN Paling Populer di Google
"Prabowo dan keluarganya adalah yang kita lawan 21 tahun lalu, dan kini mereka mau berkuasa lagi di bulan Mei, bulan ketika kami menjatuhkan mereka 21 tahun lalu. Maka kami bertekad, mereka harus kalah!," tegas politisi PDI Perjuangan.
Untuk alasan apapun, lanjut Adian, kita tidak boleh membiarkan trah Cendana kembali berkuasa. Kita tidak boleh membiarkan pembantaian-pembantaian yang pernah dilakukan Orde Baru terulang lagi di masa kini.
Adian mengatakan, aktivis 1998 adalah orang-orang yang baik hati. Sebab, ketika Soeharto jatuh, aktivis 1998 tidak meminta kekuasaan. Para aktivis 1998 justru kembali berkuliah dan bekerja setelah Soeharto jatuh.
"Tapi 21 tahun kemudian, kita melihat Cendana ingin berkuasa lagi, sementara mereka tak pernah mempertanggung-jawabkan semua perbuatannya. Karena itu kami memutuskan untuk berkumpul dan kembali melawan mereka," kata Adian.
Adian pun menegaskan pernyataan para aktivis 1998 menyikapi keinginan Cendana melalui Prabowo untuk kembali berkuasa.
"Kalau kita belum bisa mengirimnya (Prabowo) ke penjara, kita tak akan membiarkannya melangkah ke Istana," tegas Adian.
Baca: Adian: Tim Hukum Bentukan Wiranto Tak Diperlukan
Pada 1998, Adian berjuang di organisasi mahasiswa bernama Forum Kota (Forkot). Forkot berada di garis depan dalam gerakan menjatuhkan Soeharto pada Mei 1998.
Kini, Adian merupakan Pembina Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), organisasi yang berinduk pada Persatuan Aktivis Nasional 98 (PENA 98).