Jakarta, Gesuri.id - Berawal dari aspirasi yang diterima selama menjadi wakil rakyat, Ansy Lema menggambarkan perjalanan dan komitmennya untuk memberikan perubahan nyata bagi kampung halamannya. Dari kondisi petani, peternak, dan nelayan hingga mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, Ansy menyadari banyak hal yang membutuhkan perhatian dan perubahan.
"Suara-suara aspiratif itu melahirkan simpati. Namun, simpati tanpa tindakan hanyalah sebatas prihatin," cerita Ansy di lihat dari unggahan Instagramnya @ansy.lema, Senin (8/7).
Menurutnya, simpati yang nyata adalah yang mengkristal menjadi empati dan mendorong hasrat untuk menyalurkan berbagai bantuan. Meski terhalang batasan ruang kewenangan dan jarak, Ansy terus memandang pelosok Flobamora dari kemakmuran Ibu Kota Negara.
Empati dan cinta, lanjut Ansy, tidak harus berhenti pada air mata keprihatinan.
"Batas ruang kewenangan dan jarak antarwilayah perlu diretas untuk suatu perubahan. Perubahan perlu dimulai dari diri sendiri," tegasnya.
Pilihan itu sudah membulat dalam satu keputusan yang besar: menanggalkan jubah DPR dan zona nyaman jabatan.
Meninggalkan gemerlap Ibu Kota, Ansy memutuskan untuk mengabdikan diri bagi kampung halaman, Flobamora, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dalam keberpihakan dan kerja nyata bagi bumi Flobamora, NTT tercinta," tutupnya.