Jakarta, Gesuri.id - Kota Tasikmalaya darurat pangan, pemerintah harus segera turun tangan dengan melakukan operasi pasar. Penegasan itu dilontarkan wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Muslim saat ditanya terkait tingginya harga beras di pasaran saat ini.
Menurut Muslim, beras yang ada di gudang bulog jangan ditimbun tetapi harus dikeluarkan guna menstabilkan harga beras yang kini harganya sudah sangat tinggi. "Ya jangan keluar beras waktu mau pemilu saja," ujar Muslim, Rabu (28/2/2024).
Menurut Muslim, Operasi Pasar harus segera dilakukan untuk menekan harga beras di pasaran. "Saat ini penyaluran beras bulog kan baru beras bantuan masyarakat miskin dan beras SPHP saja yang jumlahnya terbatas," katanya.
Lanjut Muslim, pemerintah itu harus jeli kapan beras harus disalurkan dan tidak. Dengan harga beras mencapai Rp 17 ribu per kg atau tertinggi sepanjang sejarah tegas muslim, pemerintah harusnya malu karena sudah gagal menekan angka inflasi dan gagal dalam hal swasembada pangan.
Apalagi lanjut Muslim, jelang Bulan Ramadan 1445 H, selain harga beras, sejumlah bahan pokok di pasaran juga harganya mulai merangkak naik. "Saat ini harga telur dan cabe merah juga sudah sangat tinggi," katanya.
"Sekali lagi kami mendesak agar pemerintah segera melakukan operasi pasar unuk menstabilkan harga beras di pasaran," tegasnya menambahkan.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya H. Ivan Dicksan mengatakan, Disperindag saat ini sedang melakukan pengecekan ke sejumlah pasar termasuk ke sejumlah super market dan mini market di Kota Tasikmalaya terkait ketersediaan beras.
“Untuk melakukan operasi pasar kita sudah melakukan pembahasan dengan pihak bulog. Namun kita akan melihat dulu apakah beras bulog yaitu beras SPHP yang selama ini sudah di drop ke pasar mampu menekan harga beras atau tidak," katanya.
Kalau harga beras tetap tinggi apalagi pada saat menjelang Bulan Ramadan nanti ujar Sekda, kemungkinan operasi pasar akan dilakukan.
"Ya jika operasi pasar harus dilakukan, pemerintah siap melakukan operasi pasar dalam upaya menstabilkan harga bahan pokok menjelang Bulan Ramadan," katanya.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir ini harga beras terus merangkak naik. Harga beras di pasaran bahkan sudah melebihi batas kewajaran, yaitu mencapai Rp18.000 hingga Rp19.000 per kg.
Akibat kenaikan harga beras ini, sejumlah pedagang beras mengaku mengalami penurunan omzet penjualan. Seperti yang diakui oleh Juanda, salah seorang pedagang beras di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya.
Menurutnya, akibat kenaikan harga beras yang “gila-gilaan”, omzet penjualannya menurun drastis. Dirinya tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan beras ini, karena dari bandarnya pun kata dia, harga beras sudah tinggi.
Akibat kenaikan harga beras ini pun berdampak ke berbagai usaha lainnya, seperti usaha warung makan yang saat ini terpaksa menekan keuntungan akibat meningkatnya harga beras.
“Kalau saya, ya terpaksa saja menekan keuntungan. Kalau harga nasi juga ikut naik, nanti konsumen akan lari. Ya terpaksa, keuntungan ditekan,” kata Iva, salah seorang pedagang warung nasi di Kota Tasikmalaya.