Jakarta, Gesuri.id - Reaksi masyarakat Boyolali atas pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dinilai telah melecehkan martabat mereka, harus menjadi pembelajaran terkait dengan pentingnya pemahaman budaya timur dan tatakrama dalam politik.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan hal itu, di Jakarta, Selasa (6/11), terkait dengan reaksi masyarakat Boyolali, Jawa Tengah, atas pernyataan capres Prabowo Subianto bahwa tampang orang Boyolali kampungan dan tidak pernah masuk hotel, dinilai telah melecehkan masyarakat Boyolali.
Baca: DPRD Boyolali Tunggu Respon Bawaslu dan Kepolisian
"Apa yang disampaikan Pak Prabowo hanya pas dalam budaya barat. Mungkin karena Pak Prabowo lama hidup di luar negeri sehingga tidak memahami tepo sliro dalam budaya Jawa, ataupun kurang paham budaya Indonesia karena masa kecilnya dibesarkan di negara barat," katanya. Menurut Prabowo, semua pihak sebaiknya mengambil pelajaran tersebut bahwa di dalam politik disiplin berbicara dan pemahaman kultur bangsa itu sangat penting.
Menurut Hasto, dalam kontestasi politik yang bermartabat, isu terkait perbedaan kelas antara tampang kaya yang bisa masuk hotel, yang dikontraskan dengan lainnya, sebaiknya tidak perlu dilakukan.
"Pemimpin, terlebih calon presiden, seharusnya menampilkan gagasan positif bagaimana menggelorakan harkat dan martabat rakyatnya, sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia," katanya.
Politisi asal Yogyakarta ini menegaskan, gaya keras pidato Pak Prabowo dengan model kontrasting kelas kaya dengan sebaliknya, adalah kemunduran kualitas demokrasi.
Prabowo, kata dia, harus paham bahwa menjadi petani, pedagang pasar, tukang jamu, bahkan tukang sapu adalah kerja yang bermartabat selama dilakukan dengan penuh rasa percaya diri.
"Dengan bekerja, di situlah jati diri kemanusiaan untuk berdiri di atas kaki sendiri hadir. Tukang sapu pun punya tugas penting, membawa lingkungan menjadi bersih. Tukang sapu dilihat fungsinya mampu memperindah alam raya, mewayu hayuning bawana, jadi perannya juga penting. Hal inilah yang seharusnya dilihat Pak Prabowo. Sayang beliau kurang memahami kultur timur seperti ini," katanya.
Terhadap respons Bupati Boyolali, Seno Samodro yang hadir pada aksi unjuk rasa, menurut Hasto, hal itu adalah wajar.
"Apa yang dilakukan Pak Seno masih wajar. Beliau mengawal rakyatnya. Dengan demikian demonstrasi berlangsung tertib dan damai. Apa yang dilakukan sebagai bagian pendidikan politik untuk disampaikan ke Pak Prabowo agar berhati-hati dalam berbicara dan jangan eksploitir kemiskinan rakyat hanya untuk tujuan kekuasaan politik," katanya.
Baca: Hasto: Figur Publik Harus Bertata-Krama dalam Berbicara
Hasto juga menilai, gugatan yang ditujukan kepada Bupati Boyolali yang dilakukan oleh pendukung capres Prabowo adalah berlebihan.
"Dari kasus tersebut, sebaiknya kita mengambil pelajaran tentang pentingnya tatakrama politik dan perlunya bagi pemimpin politik untuk memahami kultur budaya bangsanya sendiri," tegas Hasto.