Surabaya, Gesuri.id - Whisnu Sakti Buana membantah jika dirinya digadang-gadang menjadi calon wali kota (cawali) Surabaya dalam Pilwali Surabaya 2020.
WS inisialnya bahkan sempat dikabarkan telah mendapat rekomendasi DPP PDI Perjuangan.
Baca: BMI Torut & Milenial Peduli Beri Bansos ke Korban Longsor
Namun apabila WS mencalonkan diri sebagai cawali dan mendapatkan rekomendasi DPP, lalu sosok seperti apa yang pantas mendampingi Whisnu.
Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Bagong Suyanto mengaku tidak bisa menjawabnya secara personal. Namun secara kriteria, ia menyarankan calon wakil wali kota (cawawali) yang pantas seharusnya seorang birokrat.
"Kalau saya melihat sosoknya (pendampingnya) ya teknokrat atau birokrat ya. Karena dia (Whisnu) kan politisi. Gabungan (politisi birokrat) itu mungkin bagus. Tapi kalau siapanya saya ndak bisa ngomong. Tapi kalau sosoknya lebih baik politisi dan birokrat ya," kata Bagong.
"Tapi ini teori di atas kertas dalam praktiknya bisa siapa saja. Dan bisa berubah setiap detik. Ya karena saya orang luar. Jadi idealnya kombinasi," tambahnya lagi.
Menurut Bagong, sebagai seorang wakil wali kota, WS juga merupakan pemimpin yang cukup populer di masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan seringnya turun menyapa masyarakat. Bahkan beberapa waktu lalu sampai harus melakukan tes swab karena secara tidak sengaja berinteraksi dengan pasien Covid-19.
Baca: Banteng Tangsel Laporkan Akun Penyebar Ujaran Kebencian
"Ya rajin. Itu sampai tes swab segala karena mengunjungi pasien Corona. Kalau dari segi itu (popularitas) semua punya kans lah. Sekarang popularitas itu kan sangat cair bisa dilakukan dengan banyak cara. Baliho itu salah satu. Tapi kok saya melihat banyak hal bukan hanya baliho saja," pungkas Bagong.
