Denpasar, Gesuri.id - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IAI) Provinsi Bali memberikan dukungan untuk pemenangan pasangan cagub-cawagub Bali Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Koster-Cok Ace untuk memenangkan pertarungan di ajang Pilgub Bali pada pemilihan Juni 2018 mendatang.
Apalagi Koster merupakan seorang alumni ITB. "Baru kali ini kita punya calon Gubernur Bali dari alumni ITB," kata Ketua Panitia Temu Alumni ITB Bali, Ida Bagus Kesawa Narayana, Minggu (1/4) dalam acara 'Temu Alumni ITB Bali' yang digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Senin (1/4). Koster merupakan alumni ITB lulusan tahun 1987 jurusan Pendidikan Matematika.
Menurut Narayana temu alumni sengaja digelar guna memberikan masukan kepada Koster bagaimana membangun Bali di masa depan. Apalagi pariwisata masih menjadi penopang kehidupan masyarakat Bali yang paling utama. "Sebagian besar masyarakat Bali menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Hanya saja, pariwisata merupakan industri yang amat rentan terhadap guncangan," katanya.
Dia pun mencontohkan krisis Gunung Agung beberapa waktu lalu sempat membuat goncangan terhadap perekonomian masyarakat di Bali. Karena itu, alumni ITB perlu memberikan masukan agar Koster bisa ikut mendorong sektor perekonomian lainnya.
"Kami ingin memberikan masukan bagi rekan kita Pak Wayan Koster dalam kaitannya bagaimana membangun Bali ini ke depan, agar sumbangan pemikiran pembangunan itu tidak hanya dimonopoli pariwisata. Pariwisata bagus, tapi tidak menjadi frame utama. Saya berharap kita bisa menciptakan industri lain yang sesuai dengan adat, seni dan budaya Bali. Kita menggelar pertemuan ini. Ini pertemuan tertutup, internal," katanya,
Senada dengan Ketua Ikatan Alumni ITB Provinsi Bali, I Gusti Putu Kompyang. Dia sangat ingin agar alumni ITB bisa terlibat aktif membangun Bali. "Ini hal yang dari dulu kita idamkan dan akhirnya terwujud. Semoga perjalanannya rekan kita, Pak Wayan Koster lancar dan bermanfaat untuk masyarakat luas," harap dia.
Karenanya, Kompyang menitip pesan kepada Koster-Ace agar dalam membangun Bali menggunakan konsep metaksu. Artinya, kata dia, satunya antaranya pikiran, ucapan dan apa yang dilakukan.
"Jadi apa yang dipikirkan, diucapkan, itu yang dilaksanakan. Pada saat banyak pikir, liar, tapi yang dilakukan sedikit, taksu tidak akan ke luar. Di pikiran apa yang sudah kita ciptakan jadi program, itu saja yang dijalankan. Setelah yang kecil berjalan, daya magnet taksu itu akan membuat sesuatu yang lebih besar bisa kita lakukan. Kita ingin memberi masukan kepada Pak Koster tentang bagaimana membangun Bali ke depan," ujar dia.