Solo, Gesuri.id - Kegiatan blusukan terus dilakukan cagub Jateng Ganjar Pranowo ke berbagai tempat di Jateng. Kali ini Ganjar bersama tim suksesnya berkesempatan untuk meresmikan kedai kopi yang bernama Kafe Kopi Gayeng Ndaleme Eyang.
Di tempat ini, Ganjar Pranowo meracik kopi pertama menandai dibukanya kedai kopi dengan gaya limasan khas Jawa. Tidak disangka, jika ternyata Ganjar cukup mahir dalam meracik kopi, tidak butuh waktu lama sekitar lima menit, secangkir kopi Lawu siap disajikan dengan cara V60 (v sixty).
Kedai kopi yang terletak di kawasan Sumber Solo ini menyajikan menu kopi single origin dengan bahan kopi dari berbagai daerah di Jateng. "Baunya sudah kaya kopi beneran. Ini kopi gunung Lawu, kenapa dipilih karena saya lahir di lereng Lawu (Karanganyar)," jelas Ganjar, Kamis (22/3).
Di hadapan wirausahawan muda Solo, relawan Ganjar, dan warga sekitar kafe, Ganjar mendapat kursus singkat tentang kopi yang dijelaskan oleh Adit dan Abi Nesta (38), barista di Ensikopidi.
Mulai dari mengenal jenis kopi, roasting, alat-alat, hingga berbagai jenis cara penyajian kopi. Selain itu Abi Nesta seorang barista juga menjelaskan tahap-tahap pembuatan kopi yang relatif panjang. Bahwa usai memanen kopi, proses yang dibutuhkan masih sangat panjang hingga akhirnya menjadi kopi yang siap untuk dinikmati.
Buah kopi yang berwarna merah (cerry) diproses menjadi gabah (HS), lalu gabah menjadi beras (green bean) dan proses selanjutnya green bean disangrai (roasting) menjadi roast been.
Baru kemudian biji kopi bisa ditumbuk atau digiling atau bisa juga dibubukkan (greender) sampai menjadi bubuk kopi yang siap melalui proses selanjutnya yakni siap diseduh dan dinikmati.
Dengan wajah serius dan sesekali menganggukkan kepala Ganjar juga mendapatkan penjelasan cara penyajian kopi juga beragam. Mulai dari manual brewing seperti french press, drip, aeroprress, syphon, volc brew, vietnam drip, V60, dan tubruk hingga pakai mesin seperti espresso.
"Ternyata angel ya jebule, ngertiku ya mung tubruk," katan Ganjar sambil menikmati kopi seduhannya.
Disampaikan oleh Ganjar, Jawa Tengah memiliki beragam jenis kopi. Tumbuh di setiap pengunungan yang ada di Jawa Tengah. Sayangnya masih banyak yang belum dikembangkan.
Yang sudah mulai mengembangkan pertanian kopi berasal dari lima rumpun yaitu rumpun Gunung Slamet, Sindoro Sumbing, Gunung Kelir, Merapi Merbabu, dan Muria. Kebanyakan yang diproduksi adalah jenis kopi arabica. "Saat ini kopi sedang booming. Ini merupakan ekonomi kreatif yang bisa dimanfaatkan anak muda untuk membangun start up bisnisnya. Merupakan bagian dari apa yang dikatakan Bung Karno berdikari dalam bidang ekonomi dan harus terus dikembangkan agar muncul citarasa baru kopi yang khas Jateng," tutupnya.