Sofifi, Gesuri.id - Siapa sangka jika provinsi Maluku Utara (Malut) memiliki keistimewaan di mata Presiden Pertama RI Soekarno. Salah satunya adalah berhubungan erat dengan masa-masa pembebasan Irian Barat.
Penegasan itu disampaikan langsung oleh Calon Gubernur (Cagub) Malut nomor urut 3 yang diusung PDI Perjuangan, Abdul Gani Kasuba (AGK) saat mengenang Hari Lahir Soekarno ke-117 yang bertepatan pada Rabu (6/6/2018). AGK menyebut Bung Karno pernah dua kali datang ke Malut pada waktu 50-an.
Baca : Masyarakat Harus Dukung AGK-YA Lanjutkan Pembangunan Malut
Kala itu, Bung Karno melakukan diplomasi dengan Sultan Tidore, Zainal Abidin Syah agar Papua bergabung dengan NKRI. Selain berdiplomasi dengan Kesultanan Tidore, kedatangan Soekarno juga melakukan pertemuan dengan sultan lainnya.
"Dari cerita-cerita orang tua, kedatangan Bung Karno sangat disambut meriah di Malut baik di Ternate maupun Tidore. Mulai dari pihak kesultanan, tokoh pemuda dan lainnya berkumpul untuk menjemputnya," ujarnya.
Saat penjemputan Bung Karno, lanjut Ustadz Gani Kasuba, dilakukan di Pelabuhan Ahmad Yani dengan lautan di sepanjang Pulau Tidore dan Ternate dipenuhi kapal kora-kora yang dihiasi janur kuning. "Sambutan masyarakat Malut kepada Bung Karno sangat meraih. Penyambutannya sang proklamator begitu berbekas bagi masyarakat," jelasnya.
Tak hanya pernah berkunjung, AGK menceritakan hubungan spesial antara Bung Karno dan Malut juga terlihat ketika Papua sudah dilepas Sultan Tidore untuk bergabung ke NKRI. Saat bergabungnya Papua, Sultan Tidore yang saat itu dijabat Zainal Abidin Syah diangkat menjadi Gubernur Papua pertama Irian Barat.
Baca : Torehkan Segudang Prestasi, AGK-YA Optimis Menang Telak
"Ibukota Irian Barat pertama berada di Soasio, Tidore. Saat itu kantor gubernurnya adalah gedung yang saat ini ditempati SMA Negeri 1 Tidore. Sedangkan kantor Polda nya berada di gedung yang ditempati Mapolres Tidore saat ini," tuturnya.
AGK menjelaskan hubungan yang tak terpisahkan antara Malut dengan Bung Karno yakni cita-cita Soekarno untuk menjadikan Kecamatan Oba yang saat ini dikenal Sofifi sebagai Ibu Kota Irian Barat. Saat ini, cita-cita Bung Karno untuk membangun Sofifi saat ini sudah diteruskan oleh Presiden Joko Widodo.
"Saat itu merupakan tahun-tahun yang sulit, saat Bung Karno ingin mempersatukan wilayah Indonesia dari barat sampai ke timur dan menjadikan Kecamatan Oba, Kabupaten Kepulauan Tidore, menjadi Ibu Kota dari Irian Barat yang dikuasai Belanda, tetapi gagal karena Irian Barat akhirnya kembali ke pangkuan NKRI," katanya.
AGK juga menyebut bahwa jika terpilih nanti, dia bersama pasangannya M. Al Yasin Ali (YA) siap mensejahterahkan Malut pada 2023. Hal ini sesuai dengan cita-cita Soekarno yang berkeinginan membangun Indonesia dari barat hingga ke timur.
"Visi, misi dan program-program yang kami tawarkan ke masyarakat Malut berfokus untuk membangun dan mensejahterakan Malut pada 2023 sesuai dengan cita-cita Soekarno. Nantinya program-program pembangunan yang kami jalankan selaras dengan pemerintahan Presiden Jokowi," ungkapnya