Ikuti Kami

Ganjar Siap Majukan Pengusaha Konveksi Rumahan Pemalang

Pengusaha konveksi bisa mendapatkan bantuan permodalan lewat kredit pinjaman, koperasi, dan bantuan pemerintah.

Ganjar Siap Majukan Pengusaha Konveksi Rumahan Pemalang
Cagub Jateng PDI Perjuangan Ganjar Pranowo

Pemalang, Gesuri.id- Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi salah satu industri rumahan konveksi di Desa Jojogan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Senin (12/3) Dia disambut seratusan warga setempat. Mereka mempersilakan Ganjar masuk di salah satu ruangan para penjahit.

Tak ada aktivitas produksi saat itu. Mereka berkumpul sekadar berbincang-bincang. "Selama ini kami tak ada bantuan dari pemerintah, pak Ganjar. Seakan pemerintah tak pernah perhatian dengan kami," kata Wirman, salah satu perwakilan usaha konveksi setempat.

Wirman mengeluhkan para pengusaha setempat memerlukan modal untuk meningkatkan produk. "Nyuwun sewu, sampean mengatakan pemerintah tak pernah perhatian. Apakah selama jenengan berusaha itu sudah lapor ke pemerintah?" seloroh Ganjar disambut tawa warga dalam ruangan.

Menyoal permodalan, Ganjar berujar ada banyak cara bagi pengusaha setempat untuk mendapatkannya. Bisa lewat kredit pinjaman, koperasi, dan paling akhir bantuan dari pemerintah.

"Apakah jenengan sudah berusaha meminjam? Sudah buat koperasi? Pasti inginnya cuma dapat bantuan ya? Gratis dan gampang. Inilah mental yang harus diperbaiki, pengusaha harus mandiri," tutur dia.

Alumnus UGM Yogyakarta itu menawarkan solusi bagi pengusaha yang ingin melakukan peminjaman. Dia menyebut Bank Jateng dapat menjawab kebutuhan permodalan, melalui program Mitra 25. Bunga kredit terendah di Jawa Tengah, capai 7 persen. "Ini pinjaman ya, harus nyaur (mencicil). Kalau berkenan, nanti saya bilang ke Direktur Bank Jateng, agar memproses melalui kepala cabang sini," katanya.

Menyoal bantuan usaha, Ganjar mengatakan para pengusaha setempat perlu membuat kelompok usaha. Kelompok itu nantinya didaftarkan ke dinas terkait. "Setelah terbentuk, baru mengusulkan bantuan ke kota atau provinsi. Usulan harus jelas. Jangan kalau ditanya di sini butuh mesin jahit berapa? Kamu jawab cuma banyak pak. Orang itu cenderung ingin dapat lebih," kelakarnya.

Selain membahas permodalan, sejumlah warga meminta pemerintah memperhatikan jalan desa. Mereka mengeluhkan kerusakan jalan setempat. "Lebih dari 20 tahun jalan di sini rusak parah pak. Tolong solusinya, pak" pinta salah satu warga.

Ganjar pun menjawab, warga desa harus kreatif dalam pembangunan desa. Dia berharap pola pikir masyarakat desa tidak melulu minta-minta. "Adakan swadaya warga membangun desa. Tanyakan juga dana desa ke kadesmu. Harus transparan. Kades juga harus ada sosialisasi ke warga desa," imbuhnya.

Kebetulan, saat keluhan itu disampaikan ada mantan kepala desa yang hadir dalam dialog. Ganjar mempersilakan sang mantan kades menjelaskan soal sosialisasi dana desa.
"Mereka tidak tahu dana desa karena tidak pernah ikut musrenbangdes. Jadi kami tidak bisa mengusulkan pembangunan jalan sesuai permintaan warga, karena tidak punya suara mutlak pengusulan pembangunan," kata mantan kades itu.

"Nah, ini jawaban yang bagus. Bagaimana tahu kalau gak pernah ikut musyawarah? Makanya jangan cuma memikirkan usaha, harus bersosialisasi juga, nggih?" tandasnya.

Quote