Kendari, Gesuri.id – Cawagub nomor Sulawesi Tenggar (Sultra) nomor urut 2, Hugua terus memberikan bukti dalam menyukseskan pariwisata. Sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sultra dirinya menggandeng DPD Association of The Indonesia Tours and Travel (Asita) Sultra.
Baca: Di Konawe Selatan, Hugua Cari Solusi Petani Tambak
Hugua bersama jajaran Badan Pengurus Daerah (BPD) PHRI Sultra, pengurus DPD Asita Sultra, dan para general manager (GM) hotel di Sultra melakukan rapat bersama pada sebuah hotel di Kendari, Senin (30/4). Hal ini sebagai upaya mendukung program Visit Indonesia Wonderful Indonesia (VIWI) 2018 yang dicanangkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk memenuhi target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 20 juta wisman di tahun 2018 dan 2019.
Hugua menjelaskan, dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sultra, PHRI dan Asita sudah menyiapkan paket wisata hot deal dan super hot deal. Rencananya paket ini akan diresmikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (3/5) di Jakarta.
Baca: Hugua Siap Maksimalkan Sektor Perikanan dan Kelautan
Hugua menambahkan, paket hot deal merupakan paket murah dengan diskon yang mencapai 50% saat hari-hari tertentu atau musim tertentu yang kenyataanya hunian hotel dan kunjungan ke restoran sangat rendah. Misalkan di Kendari umumnya pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu dan pada bulan Ramadhan.
Hugua sendiri memprediksi, dari target kunjungan 20 juta wisman ke Indonesia tahun ini yang bisa tercapai hanya 17,5 juta orang. Sementara 2,5 juta orang sisanya, menurutnya, diperlukan strategi unik dan cerdas seperti paket hot dan super hot deal tersebut.
Dia sendiri meyakini, kalau Sultra bisa jadi tujuan wisata international dengan potensi objek wisata alam dan budaya yang sangat luar biasa yang tersebar di 17 kabupaten/kota.
Baca: Hugua: Pariwisata Picu Ekonomi Baru Sultra
“Dengan paket ini maka akan menjadi titik awal kebangkitan ekonomi Sultra. Kalau Sultra mampu mendatangkan wisman sebanyak 500 ribu orang tahun ini, maka akan melahirkan devisa setara dengan Rp650 miliar, yang umumnya menguntungkan para petani, nelayan, dan masyarakat menengah ke bawah. Ini dahsyatnya pariwisata karena dapat menggerakan semua sendi-sendi ekonomi rakyat yang lebih berkeadilan,” jelasnya.
