Kotolin, Gesuri.id – Bagi sebagian masyarat NTT, tanah lahir dan leluhur punya peran besar dalam menggapai sukses. Karenanya Cawagub NTT nomor urut 2, Emilia Julia Nomleni atau biasa disapa Mama Emi pun meminta restu pada keluarga beserta para leluhur.
Dalam kesibukannya berkampanye Mama Emi pun menyempatkan diri mengunjungi tanah leluhurnya di Desa Banenok, Kecamatan Kotolin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), pekan lalu. Kedatangannya, disambut antusias warga setempat. Bahkan, tua-tua adat sesuai tradisi Timor mengalungkan selendang.
Baca: Guru Politik ke Mama Emi: Dia Perempuan Besi
Dalam kunjungan semalam di tanah kelahiran, Mama Emi menyempatkan diri berkunjung ke makam leluluhur yang tak jauh dari perkampungan. Selain ke makam leluhur, Mama Emi juga rela berjalan kaki menaiki bukit mengunjungi bekas kampung tua leluhurnya yang dinamai warga setempat dengan sebutan Tau Sapi.
Di tempat itu, masih tertinggal susunan batu-batu ceper setinggi orang dewasa. Terdapat juga lubang bawah tanah. Konon, dahulu tempat itu dijadikan sebagai benteng pertahanan leluhur Mama Emi.
Baca: NTT Berdaya, Sekolah Roboh, Percuma Gratis
“Saat itu eyang saya berperan sebagai panglima perang di desa ini. Ada perang antar suku. Moyang saya membuat ini sebagai benteng pertahanan,” ujar Mama Emi.
Bahkan, salah satu moyang Mama Emi bernama Oeleu Nomleni bertugas sebagai pemegang air magic. Dia bertugas membasuh warga desa dengan air magic hasil ramuannya sebelum berperang menghadapi musuh.
“Air dalam bahasa Timor artinya Oe dan Leu berarti Magic atau obat. Moyang saya akhirnya dinamai Oeleu, Oeleu dilarang menikah karena sebagai syarat pemegang air magic,” tambah salah satu keluarga Mama Emi, Lamber Tualaka yang menemani Mama Emi berkunjung ke kampung tua.
Tualaka mengatakan, selain disebut sebagai kampung tua “Tau Sapi”, tempat itu juga biasa disebut sebagai Lopo Nomleni.
Baca: Pemimpin Perempuan tak Biarkan Rakyat Kelaparan
Dia menambahkan, meskipun dibesarkan di kota, bukan baru kali ini Mama Emi mengunjungi kampung halamannya, namun sudah berulang kali. Bahkan, sejak kecil, Mama Emi bersama orangtua serta saudaranya sering mengunjungi kampung halamannya.
“Saya ingat waktu itu tahun 1987. Saat itu belum ada jalan mobil, tidak ada sepeda motor, semua masih hutan. Mama Emi bersama saudara lainnya dijemput menggunakan kuda dari Desa Oinlasi oleh keluarga sampai di kampung,” Tualaka bercerita.
Dekat Dengan Warga Desa
Di sisi lain, Mama Emi ternyata sangat dekat dengan warga desa. Ketika hendak melakukan kampanye di Desa Kotolin, Kecamatan Kotolin, Mama Emi diantar warga dan juga tua-tua adat dari desa Banenok. Bahkan, banyak masyarakat secara suka rela mempersiapkan makanan untuk keperluan kampanye dan mengantarkan Mama Emi ke titik kampanye.
“Kami bangga anak perempuan kami bisa mewakili kaum perempuan maju jadi cawagub NTT. Kami tidak akan khianati anak perempuan kami, kami warga Timor tetap memilih MS-Emi,” ujar tokoh adat Desa Kotolin, Askken Selan.
Baginya, kehadiran Mama Emi karena ingin membantu warga desa. Hal ini, dapat dilihat dari program-program paket Marhaen yang ingin membangun NTT dari desa.
Baca: Terinspirasi Kepala Desa Perempuan Era Orba
Askken berpesan, jika Mama Emi dan Marianus Sae terpilih, hendaknya bisa sepenuh hati melayani secara rakyat dengan tulus. Dia meyakini, bahwasanya melayani rakyat dengan baik itu sebagai bukti melayani Tuhan.
“Emi Nomleni adalah anak dari Kotolin, mari kita bersatu untuk memenangkan Paket Marhaen,” ajak Askken.