Flores, Gesuri.id – Mengunjungi masyarakat hingga pada lapisan terbawah, tak menjadi aral buat calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni. Mama Emi—begitu biasa disapa—meyakinkan pentingnya membangunan dunia pendidikan dengan menata fasilitasnya.
Dalam kunjungan kemarin, Mami Emi sendiri harus rela menempuh waktu satu setengah jam perjalanan laut dengan kapal kayu. Menggunakan baju putih, khas ala pemerintahan Presiden Jokowi, dia mendapat sambutan tarian-tarian khas daerah setempat.
Sekitar seribu orang menyambut kedatangannya. Mama Emi sendiri lantas mengungkapkan keberpihakannya bidang pendidikan dengan menyoroti bangunan sekolah sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Baginya, sekolah gratis tidak berguna jika tidak didukung oleh fasilitas yang memadai.
"Kalau bicara gratis gampang. Kalau sekolah mau roboh, gratis tidak ada guna. Kalau guru-guru tidak ada, gratis tidak ada guna," seru kader PDI Perjuangan ini.
Baca: Mama Emi: Wajah Kemiskinan NTT adalah Wajah Perempuan!
Untuk itu, Mama Emi menegaskan akan memberi perhatian ekstra kepada sekolah-sekolah agar layak dijadikan tempat belajar ditambah pemenuhan berbagai fasilitas pendidikan lainnya. Hal ini sebagai bagian dari program NTT Berdaya yang dicetuskan dirinya bersama Cagub Marianus Sae.
"NTT Berdaya adalah program terpadu yang difokuskan pada kesehatan, pendidikan, pemberdayaan, serta perlindungan perempuan dan anak," tunjuk Mama Emi.
Bagaimana cara Mama Emi menyiasati dunia pendidikan? Menurutnya, bila diberikan percayaan memimpin NTT maka terlebih dahulu melakukan komunikasi dan kerja sama yang apik dengan jajaran pemerintah Kabupaten maupun Kota di seluruh NTT. Hal ini dia akui sebagai implementasi dari konstitusi sesuai dengan undang-undang. Yakni, pemerintah Provinsi bertanggung jawab untuk tingkat SMA/SMK, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab di tingkat SD dan SMP.
"Kita harus duduk bersama bupati dan walikota. Kami akan lakukan ini. Tapi kalau bupati dan walikota bilang kita tidak butuh itu, ya kita tidak akan lakukan," kata perempuan berambut putih ini.
Baca: Mama Emi: Masa Depan Adalah Milik Pemuda
Meski dalam era otonomi daerah, lanjutnya, pemerintahan di setiap level tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Oleh karenanya, agar bisa berjalan dengan baik, pemerintahan daerah sebaiknya dipimpin oleh orang mempunyai visi yang sama dengan Presiden Jokowi.
Dia mengandaikan seperti pipa yang bengkok akan lama memancarkan air di bagian hilir, bila dibandingkan bila pipa itu lurus, yang cepat sampai. "Supaya urusannya satu, urusannya bisa berjalan. Pipa kalau jalannya bengkok-bengkok, bagaimana rakyat bisa mendapatkan apa yang dia butuhkan? Tapi kalau dia lurus, atau pemerintahan daerah mendukung pusat, akan lebih baik lagi," tandasnya.