Makassar, Gesuri.id – Di balik besarnya dukungan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulses) nomor 3, Prof Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman atau biasa disapa Prof Andalan ternyata terselip sosok perempuan pejuang. Dialah Ir Hj Liestiaty F Nurdin, M Fish, istri dari Prof Nurdin Abdullah.
Dukungan dari istri tercintalah yang merupakan salah satu kunci sukses Prof Nurdin untuk memenangkan kursi Sulsel-1. Lies—biasa Liestiaty disapa—sendiri merupakan perempuan berpendidikan yang aktif dalam berbagai wadah kegiatan sosial. Kiprahnya banyak membantu kalangan orang tak mampu dan kalangan perempuan di Sulsel.
Dalam pertarungan pilkada serentak ini, Lies begitu berperan dalam memberikan support lahir dan bathin. Karenanya, dia sering mengikuti kegiatan keagamaan sehingga bisa meminta perlindungan dari Sang Khalik suaminya bisa terbebas dari jeratan fitnah, ujaran kebencian, atau menciptakan konflik di Sulsel.
(Baca juga: Mantap #ProfAndalanPilihanKu Kuasai Trending Topik Nasional)
Misalnya Lies pun menggelar dzikir dan oengajian di kediaman pribadinya di Tamalanrea, Makassar, Jumat pecan lalu. Dan acara ini pun digelar secara rutin dua kali tiap pekan. Memang Lies dikenal punya kedekatan dengan para majelis taklim. "Ini sangat penting, makanya acara ini rutin digelar," sebut Lies.
Selama menjadi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK di Bantaeng, dia telah berhasil membentuk majelis taklim sampai ke pelosok-pelosok desa. Namun tak terpacu pada kelompok itu saja, melainkan juga memberikan perhatian pada bidang lain seperti pengembangan kewirausahaan dan perhatian buat kalngan yang kurang mampu.
Tercatat, selama menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Lies sering membagikan kelilmuan dan pengetahuannya soal peluang membuka usaha kreatif di tengah arus globalisasi. Beberapa kali dirinya mengundang ratusan pedagang di Kabupaten Bantaeng. Salah contohnya dia melakukan semacam pelatihan bertema Membangun Ekonomi Mandiri dan Kesejahteraan Keluarga Melalui Peningkatan Kualitas Perempuan ini digelar di Pantai Seruni Bantaeng, pada Desember tahun lalu.
"Perempuan tidak boleh lagi selalu berharap sama Bapaknya. Sedikit-sedikit minta uang untuk bebutuhan anak misalnya. Perempuan harus bisa mandiri ekonomi. Karena semua orang punya potensi diri. Seperti bisa memasak dan merias," sebut Lies kala itu. "Apalagi dari Bidang Pemberdayaan Perempuan tidak pernah berhenti melatih wanita-wanita Bantaeng. Kemarin kita ke Desa Lonrong melatih make-up," tambahnya.
(Baca juga: Mantan Bupati Maros Deklarasi Dukung Prof Andalan )
Menurutnya, perempuan tidak harus usaha hingga keluar rumah. Sembari mengurus rumah dan kebutuhan rumah tanggan dirinya meyakinkan kalau kegiatan bisnis online bisa menjadi tambahan penghasilan. “Mungkin metode ini bisa diterapkan,” sebutnya.
Selain itu, kepada para pedagang di Pantai Seruni Bantaeng, Lies berpesan untuk meningkatkan daya saing lewat peningkatan kreatifitas dan lebih ramah pada pengunjung. "Saya minta semua ibu-ibu di situ punya makanan yang khas, jangan sama semua seperti sekarang. Saya dengar sudah ada kesepakatan. Kalau Ibu-ibu tidak mau ikut ketentuan dari Pemda, kontraknya akan dihentikan dan dimasukkan orang lain yang bisa mengikuti aturan tersebut karena banyak yang antri," tegasnya.
Lies juga aktif dalam pendidikan, khususnya teruntuk usia dini. Sebagai Ketua Yayasan, PAUD Kartinii Bantaeng dia berjuang agar anak di Kabupaten Bantaeng mendapatkan pendidikan usia dini sambil bermain. Karenanya, atas inisiatifnya PAUD pun lahir pada setiap desa atau kelirahan
(Lihat: Foto-Foto Blusukan Prof Andalan ke Pasar Ikan)
Lies yang juga menjadi Bunda PAUD Kabupaten Bantaeng kerap berkunjung PAUD. Tujuannya, guna memantau perkembangan sekolah, pendidik dan anak didik. Menurutnya, sekolah di kampung sekalipun dapat bersaing dan tidak akan kalah prestasinya dengan sekolah di kota besar jika disertai inovasi. “Pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang seharusnya lebih diperhatikan. Pada usia tersebut, pembentukan karakter anak akan berpengaruh hingga ke jenjang selanjutnya,” urainya.
Satu lagi, Lies ternyata punya kepedulian terhadap kalangan orang cacat, khususnya gangguan pendengaran atau tuli. Karena itu dia pernah dipercaya sebagai Ketua Komda Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) Kabupaten Bantaeng. “Diharapkan dengan hadirnya Komda ini mampu mencegah bahkan meminimalisir jumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan khususnya penyakit THT,” sebutnya.
Tahu kalau pertarungan Pilgub Sulsel akan menyisakan drama politik, Lies pun meminta restu dari mendiang ayahnya Prof Dr Ir Fachrudin. Bagi Lies ayahnya banyak berperan dalam keutuhan rumah tangga mereka sekaligus membantu menapaki kesuksesan dengan kerja keras.
(Baca juga: Sepenggal Kisah Prof Nurdin di Pondok Mertua)
Ziarah ke makam sang ayah dilakukan Lies sehari menjelang pelaksanaan Debat Kandidat Cagub Sulsel oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, Rabu (28/3). Dia membawa setangkai kembang ke makam mantan rector Unhas yang berada di Pangkajene, kabupaten Pangkep, Sulsel tersebut dengan didampingi adiknya; Taufik Fahruddin yang juga Ketua Timses Prof Andalan. "Alhamdulilah di sela sosialisasi kami di Pangkep, kami juga sempatkan ke makam bapak," ujarnya.
Toh acara debat terasa nyaman dan aman, meski sebelumnya telah ada kampanye negatif yang dilayangkan dari pihak lawan. Bahkan, Prof Andalan jadi perbicangan di dunia maya dengan menjadi trending topic pada media sosial twitter.