Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan menegaskan dirinya sudah sejak lama bukan lagi sebagai Pembina ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Anton Charliyan mengakui bahwa dirinya memang pernah menjadi Ketua Dewan Pembina LSM GMBI dari tahun 2008-2018.
"Saya memang dulu aktif membina LSM GMBI, namun karena satu dan lain hal yang sudah tidak sesuai secara internal antara visi misi GMBI dengan saya, maka pada tahun 2018 saya sudah mengundurkan diri dari posisi Dewan Pembina LSM GMBI. Semenjak itu tidak pernah lagi satu kalipun ikut urusan ormas GMBI. Termasuk acara rapat maupun acara-acara Silaturahmi internal," ujar Anton, baru-baru ini.
Kemudian terkait dengan peristiwa demo yang berujung kericuhan dan tindakan anarkis di Mapolda Jawa Barat kemarin, Anton merasa sangat prihatin dan sangat menyayangkan aksi unjuk rasa yang berujung ricuh itu. Karena dulu dibawah binaannya, apabila ada aksi yang diperkirakan akan berujung ricuh maka jajaran para pengambil keputusan di DPP sepakat satu komando akan menarik mundur massa demi keselamatan bersama.
Baca: Anton Ajak Perangi Radikalisme, Intoleransi, Wahabisme & NII
Sekarang, sambung Anton, mungkin prosesnya tidak demikian, atau tidak saling mengingatkan.
Sementara untuk aksi-aksi yang merusak bahkan menghina lambang institusi seperti menaiki patung Macan Lodaya Hitam di Mapolda, Anton menegaskan walaupun itu hanya sebuah patung tapi merupakan spirit dan kebanggan Anggota Polri di wilayah Jabar.
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan bahwa hal itu sangat tidak etis dan sudah merupakan tindak pelecehan terhadap lambang suatu institusi.
“Apabila akan diproses hukum silakan, jangan ragu-ragu! Karena setiap perbuatan itu harus dipertanggungjawabkan. Saya tidak akan membela siapapun yang salah, sekalipun di komunitas yang sekarang masih aktif saya bina, termasuk anggota GMBI , baik itu yang menghina lambang Institusi, yang melakukan pengrusakan apalagi yang menggunakan narkoba sesuai hasil test urine pasca aksi. Karena pengunaan Narkoba sebetulnya merupakan pantangan keras yang masih tercatat di AD ART GMBI,” papar Anton.
Di zaman nya, sambung Anton, jangankan pakai Narkoba, hanya ketahuan meminum minuman keras saja bisa langsung dicabut keanggotaanya.
" Saya hadir di GMBI saat itu kan, agar GMBI bisa menjadi wadah kader para pemuda pemudi yang cinta Tanah Air, bersih dari Miras dan Narkoba serta mampu memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil yang teraniaya baik secara moril maupun materil," ujar Anton.
Anton Charliyan sangat menyayangkan sekali tindakan-tindakan oknum GMBI karena tidak selaras dengan slogan GMBI,yakni “NKRI HARGA MATI, MERAH PUTIH DIDADAKU”.
Dengan adanya kejadian kemarin, yakni merusak aset Negara dan bahkan melawan Polisi sebagai Alat Negara, Anton menegaskan sama saja oknum GMBI itu melawan Negara. Padahal, ujar Anton, salah satu misi GMBI justru menjaga NKRI.
Anton mengaku dirinya dari dulu turut mendidik disetiap pelatihan agar para anggota GMBI punya rasa soliditas yang tinggi, kompak, militan, pantang menyerah, berani dan tidak mengenal rasa takut.
"Tapi maaf, bukan untuk merusak dan melawan Aparat. Sehingga kejadian di Polda Jabar tersebut sangat tidak sesuai dengan slogan yang selama ini sering diteriakan para anggota GMBI," ujar Anton.
Untuk itu, lanjut Anton, pihak Polda Jabar tidak perlu ragu untuk bertindak terhadap siapapun oknum anggota ormas mana pun yang bersalah.
Baca: Perkuat Akar Rumput, Banteng Garut Gelar ToT Pengampu
Apalagi, ujar Anton, sejak tahun 2018 dirinya sudah tidak lagi menjadi Dewan Pembina GMBI.
“ Sekali lagi saya tegaskan, sejak tahun 2018 yang lalu, saya bukan lagi sebagai Dewan Pembina GMBI. Silahkan di konfirmasi ke DPP GMBI, bukan saya mau menghindar dari tanggung jawab, tidak ada kamusnya saya untuk bersikap demikian. Dulu ketika GMBI ada bentrok dengan FPI, saya disudutkan sebagai Pembina. Saya akui memang saat itu saya sebagai Pembina, tidak pernah saya ngeles atau menutup-nutupinya apapun juga resikonya. Kalau memang benar saya sebagai Pembina, pasti saya akan mengiyakannya. Kalau tidak, akan saya katakan tidak, " tegas Anton.
Namun, sambung Anton walaupun dirinya sudah berada diluar GMBI baik sebagai Anggota maupun Pembina, tapi karena dia pernah turut serta membentuk kader-kader militan GMBI, dan kemudian sekarang terjadi penyimpangan yang cukup memprihatinkan secara moril sebagai pribadi dan Mantan Pembina Anton menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Khususnya kepada institusi Polri dan Polda Jabar, tempat Anton pernah mengabdi .
"Jadikan peristiwa ini sebagai bahan introspeksi diri khususnya bagi GMBI dan pelajaran untuk ormas-ormas lainnya, agar tidak terulang kembali" pungkas mantan Kapolwil Priangan itu.