Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kadiv Humas Polri Anton Charliyan menyatakan salah satu tolok ukur prestasi sebuah Pemerintahan Negara atau Pemerintah Daerah di satu wilayah adalah bila mampu menyajikan laporan tentang Indeks Prestasi Kesejahteraan dan Keamanan dengan baik.
Namun khusus untuk masa sekarang ini, tentunya harus ditambah dengan tingkat kesehatan masyarakat terhadap Pandemi Covid 19.
"Berdasarkan hasil analisis, ternyata tidak ada satupun wilayah yang tidak terkena pandemi tersebut. Demikian juga dengan masalah kesejahteraan dan keamanan, justru tingkat kriminalitas sebagai salah satu indikator stabilitas keamanan malah semakin tinggi, demikian juga tingkat kesejahteraan masyarakat indeksnya sangat memprihatinkan, sampai-sampai Negara harus mensubsidi khusus masyarakatnya," ujar Anton, baru-baru ini.
Dan hal ini, lanjut Anton, sebagaimana kita ketahui bersama sudah berlangsung hampir dua tahun ini. Yang mana hal tersebut dilakukan dimanapun di setiap penjuru Dunia tanpa terkecuali.
Baca: Anton Charliyan Benahi Media Milik Purnawirawan Polri
"Tidak ada satu negara atau wilayah pun yang tidak terkena dampak Covid 19 ini, yang otomatis berdampak pada tingkat keamanan dan kesejahteraan masyarakatnya, yang tidak perlu kita bahas secara angka dan Statistik di forum ini," ujar Anton.
Lalu, sambung Anton, kira-kira adakah satu wilayah yang tingkat kesejahteraannya tetap stabil, kriminalitasnya tetap terjaga, aman dan tentram, demikian juga kesehatannya terpelihara alias tidak terdampak ?
"Bila ada satu kampung atau wilayah yang seperti itu disaat ini, bukankah itu merupakan sebuah prestasi yang luar biasa? Yang perlu diberi penghargaan khusus dan patut di beri acungan jempol tidak hanya satu tapi full 2 jari? Agar kita semua bisa menjadikannya sebagai acuan untuk bisa bercermin dari mereka. Dan ternyata wilayah tempat tersebut memang benar-benar ada," ujar Anton.
Mantan Kapolda Jabar itu melanjutkan, setelah disisir, maka ditemukan suatu kawasan atau kampung yang dikenal sebagai Kanekes di Kabupaten Lebak, Banten.
"Ternyata kampung itu tidak jauh dari kita, yakni suatu kawasan yang merupakan Kampung Adat yang dikenal sebagai Urang BADUY," ungkap Anton.
"Ketika kami tanyakan kepada salah satu Puun di Kampung Baduy tersebut, berapa angka Kriminalitas di tahun ini. Jawabanya sangat mencengangkan : 0% alias Nihil. Lalu kami tanya berapa orang yang terdampak Covid. Jawabanya juga sama : Nihil alias 0%," tambah Budayawan Sunda itu.
Kemudian, sambung Anton, ketika ditanya berapa orang yang kelaparan tidak bisa makan, jawabanya lebih spektakuler, yakni :
"Di Leuit kami moal beak keur dahar 2 tauneun (di gudang beras kami masih cukup cadangan persediaan utk makan 2 tahun lagi)," ujar Puun Baduy itu, sebagaimana dikutip Anton.
Baca: Anton Charliyan Dukung TNI & Polri Rekrut Santri Nasionalis
Setelah itu, Anton menelusuri di kampung-kampung adat yang lain yakni di Kampung Naga Tasikmalaya, Kampung Dukuh Garut, dan Kampung Kuta Ciamis, ternyata jawabannya persis sama dengan Puun yang ada di Kanekes Baduy, Banten.
"Maka di tahun Baru 2022 ini, saya sengaja memakai baju Pangsi, bajunya nasyarakat Adat Sunda, sebagai bentuk penghargaan saya yang setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya terhadap Masyarakat Adat Baduy dan Masyarakat Adat lainya di Nusantara, khususnya Masyarakat Adat yang ada di Jawa Barat dan Banten yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata lagi. Karenan saya malu dengan diri saya sendiri, yang kadang sok merasa paling pintar, yang sok merasa paling modern, yang sok merasa paling jago, paling tahu, paling bisa dan paling kuasa, ternyata hari ini saya harus banyak belajar dari mereka yang ada didepan mata kita, yang tidak jauh dari kita, yang sering kita lupakan dan kita anggap biasa-biasa saja, padahal mereka punya Adat tradisi Ajaran yg kita anggap kuno, ketinggalan zaman , tapi ternyata saat ini terbukti tidak tergoyahkan oleh resesi ekonomi, bahkan oleh pandemi Covid sekalipun" papar Anton.
Anton pun mengaku baru tersadar bahwa sesungguhnya manusia 'modern' harus belajar banyak dari mereka. Kampus, ujar Anton, hanyalah tempat menggali sebuah Teori. Tapi Universitas yang sesungguhnya ada dalam kehidupan nyata, dan hari ini kita harus belajar banyak dari kearifan dan tradisi masyarakat adat yang ada di sekeliling kita.
Anton menyatakan masih terngiang ucapan dari kalangan masyarakat adat, bahwa sampai saat ini mereka lah yang tidak terdampak oleh resesi , kriminalitas bahkan Covid sekalipun.
"Ketika berdialog di Kampung Kanekes, saya mendapat Pesan untuk menjaga alam dari mereka. Begini pesannya, 'Biarkan lah kami yang akan menjaga alam, karena saat ini ternyata banyak orang pandai, tapi kenapa alam malah semakin rusak, ternyata untuk menjaga Alam itu tidak cukup dengan hanya sebuah kepintaran'," ujar Anton.